Bogor, 18/1 (ANTARA) - Pusat Penelitian Kehutanan Antarbangsa (CIFOR) yang bermarkas di Kota Bogor, Jawa Barat, mencari sosok ilmuwan dari negara-negara berkembang untuk mengisi posisi direktur jenderal dan wakil direktur jenderal.
Menurut informasi yang diterima ANTARA dari CIFOR di Bogor, Selasa (17/10 , pusat riset ini juga mencari sosok ilmuwan yang kredibel untuk mengisi posisi direktur program kehutanan dan lingkungan hidup dan saintis yang bertanggung jawab pada penilaian dampak.
Pusat penelitian yang berbasis di Bogor dan menjadi bagian dari 15 pusat riset yang tergabung dalam Kelompok Konsultatif Penelitian Pertanian Internasional (CGIAR) ini "mencari kandidat yang memahami misi CIFOR memperkuat peran hutan dalam kehidupan manusia dan konservasi lingkungan".
CIFOR juga menekankan pentingnya para kandidat memahami komitmen pusat penelitian yang memiliki kantor cabang di banyak negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan ini pada profesionalisme, inovasi, dampak dan kerja sama.
CIFOR mengungkapkan, kandidat direktur jenderal adalah sosok yang tidak hanya memiliki gelar akademik yang tinggi, tetapi juga kemampuan memimpin dengan reputasi internasional di bidang sains, riset dan pembangunan, serta pengakuan oleh komunitas peneliti dunia.
Sosok Dirjen CIFOR yang diinginkan juga harus memiliki kemampuan dalam mobilisasi sumberdaya, mengelola sumberdaya manusia dan komunikasi dengan para ilmuwan dan pembuat kebijakan.
"Bagi yang tertarik, mereka dapat mengirim informasi pribadi dan surat ketertarikan mereka ke CIFOR-ExecutiveSearch@cgiar.org selambat-lambatnya tanggal 29 Februari 2012," demikian pernyataan dari CIFOR.
Sementara itu, pada akhir November 2011, Dirjen CIFOR Frances
Seymour, seperti dilansir humas organisasi penelitian itu menyatakan
mengundurkan diri.
Dalam rilis tersebut menyebutkan Frances Seymour akan melepas tampuk pimpinan organisasi tersebut pada bulan Juni tahun 2012.
Dia sudah memimpin CIFOR selama enam tahun dan selama kepemimpinannya terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat cepat.
Seymour bergabung dengan CIFOR pada tahun 2006.
Sebelumnya ia pernah bekerja di World Resources Institute, World Wildlife Fund (WWF), Ford Foundation dan United States Agency for International Development (USAID).
Peluang Indonesia
Sementara itu, terkait mengenai peluang putra-putri Indonesia untuk menduduki jabatan Dirjen CIFOR, dalam pertemuan Internasional "Indonesia Forestry Researchers" (INAFOR) 2011 di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat pada 5 Desember, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan tidak berkomentar banyak.
Ia hanya menyatakan bahwa hal itu akan dibicarakan nanti.
"Kita lihat saja nanti, kemungkinan itu ada. Nanti dibicarakan lagi," kata Menhut.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan Tahrir Fathoni yang mendampingi Menhut menyebutkan, sudah ada satu nama yang kemungkinan akan menggantikan posisi Frances Seymour sebagai Dirjen CIFOR.
"Akan ada dari Indonesia yang akan menduduki jabatan ini, sudah disiapkan siapa orangnya," kata Tahrir.
Tahrir menyebutkan Frances Seymour mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirjen CIFOR karena alasan pribadi.
Menhut sendiri menyayangkan pengunduran diri Frances Seymour, dan mengatakan bahwa hal ini "menjadi kehilangan terbesar".
"Kita merasa sangat kehilangan dengan kepindahan Ibu Seymour, kalau bisa pengunduran dirinya ditunda," katanya.
Menurut Menhut, kerja sama yang telah terjalin antara CIFOR dan Kementerian Kehutanan sudah berlangsung cukup lama dan berjalan dengan sangat baik.
Ia mengatakan, penelitian-penelitian yang dilakukan oleh CIFOR juga turut berkontribusi membantu pengembangan hutan di Indonesia.
Dikemukakannya bahwa kerja sama CIFOR dengan Kementerian Kehutanan berjalan dengan baik.
Di antara keduanya selalu bersama-sama dalam membuat acara yang berkaitan dengan penelitian kehutanan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Seymour atas kerja samanya. Hubungan baik antara Kementerian Kehutanan dengan CIFOR di bawah kepemimpinannya sudah cukup bagus, kita berharap penggantinya bisa sekaliber pendahulunya," kata Menhut.
Menurut Menhut, kontribusi CIFOR bagi Indonesia cukup besar, khususnya dalam penelitian kehutanan dan peningkatan kapasitas pembangunan sumber daya manusia.
Keberadaan CIFOR juga sangat berperan dalam pengembangan kehutanan lewat penelitian-penelitian yang dilakukan kedua pihak.