Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan tanah longsor merupakan bencana yang paling banyak terjadi di Jabar karena mayoritas kota dan kabupaten di tanah Pasundan ini merupakan daerah rawan longsor.
"Pada 2018 jumlah bencana yang tercatat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar sebanyak 1.560 kali dari jumlah ini 550 kali merupakan bencana tanah longsor," katanya usai meninjau lokasi bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Rabu.
Dengan tingginya angka bencana tanah longsor di Jabar ini, ia telah menginstruksikan kepada jajarannya dan pemerintah kota serta kabupaten untuk mewaspadai terjadinya bencana tanah longsor khususnya untuk di daerah di wilayah selatan.
Sementara, untuk utara Jabar lebih banyak bencana banjir. Namun setiap bencana harus diwaspadai karena dampaknya bisa besar baik terhadap ekonomi maupun kehidupan masyarakat yang terdampak bencana.
Menurutnya, wilayah selatan Jabar secara geologis kemiringnya curam dan untuk utara Jabar relatif lebih rata.
Selain itu, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil menjelaskan bahwa rumah yang tertimbun longsor di Dusun Cimapag ini berada bukan di lereng bukit.
"Sesuai kearifan lokal rumah yang masih berada di wilayah Kasepuhan Adat Sinarresmi ini posisinya sudah menyesuaikan. Longsor ini lebih disebabkan karena ada aliran air yang mungkin ekstrem sehingga tanahnya menjadi labil," katanya.
Emil mengatakan Kampung Garehong ini posisinya di tanah datar, tetapi karena volumne longsor bukit besar, sehingga tanahnya sampai ke permukiman dan menghilangkan satu kampung.
Editor berita: Masnun
Bencana longsor paling banyak terjadi di Jabar
Rabu, 2 Januari 2019 18:08 WIB
Pada 2018 jumlah bencana yang tercatat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar sebanyak 1.560 kali dari jumlah ini 550 kali merupakan bencana tanah longsor.