Penajam Paser Utara (ANTARA) - Vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, dengan sasaran peserta didik merupakan langkah strategis untuk melindungi masyarakat, khususnya anak usia sekolah.
"Pemerintah kabupaten (pemkab) menangani DBD dengan konvensional dan vaksinasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara Jansje Grace Makisurat ketika ditanya menyangkut DBD di Penajam, Rabu.
Vaksinasi DBD, lanjutnya, diberikan melalui sekolah di wilayah Kecamatan Penajam, Waru, dan Babulu, karena dinilai paling efektif menjangkau sasaran sekaligus memudahkan pendataan.
"Sasaran vaksinasi DBD juga terhadap masyarakat yang tinggal di lingkungan dengan risiko tinggi penularan," tambahnya.
Baca juga: Kaltim pelopor vaksinasi DBD
Tujuan vaksinasi, kata dia, untuk menekan kasus DBD dan melindungi masyarakat sejak dini melalui langkah yang terukur dan berkelanjutan. Pada 2024 jumlah kasus DBD mencapai 1.484 kasus di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sepanjang 2025 tercatat 224 kasus.
Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun ini menerima 1.500 dosis vaksin DBD dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), yang sudah direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
"Penerima vaksin itu mulai usia enam tahun hingga dewasa, dengan efek samping ringan seperti nyeri di area suntikan," jelasnya.
Baca juga: Ini dia syarat untuk vaksin DBD di Indonesia
Ia mengatakan informasi yang jelas dan terbuka penting untuk menghindari keraguan di tengah masyarakat, serta keterlibatan sekolah dan orang tua menjadi kunci keberhasilan program vaksinasi DBD.
Namun, menurut Jansje Grace Makisurat, vaksinasi bukan satu-satunya solusi, edukasi pola hidup bersih, pemberantasan sarang nyamuk, serta kesiapsiagaan fasilitas kesehatan tetap menjadi bagian utama pengendalian DBD.
