Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo mencatat sebanyak 7 jembatan dan 40 rumah warga di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terdampak banjir bandang yang menerjang kawasan setempat.
"Berdasarkan hasil asesmen terbaru bahwa jembatan yang terdampak bertambah satu dari enam menjadi tujuh jembatan yang rusak akibat bencana banjir di Kecamatan Tiris," kata Kepala Pelaksana BPBD Probolinggo Oemar Sjarif, di Probolinggo, Sabtu.
Jembatan dan rumah yang terdampak banjir bandang tersebar di empat desa di Kecamatan Tiris, yakni Desa Andungbiru, Andungsari, Tiris, dan Tlogosari, namun tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.
Baca juga: 30 KK di Probolinggo masih terisolasi akibat banjir bandang
Di Desa Andungbiru sebanyak 3 jembatan yang rusak dengan rincian dua jembatan putus total dan satu jembatan kondisinya miring, kemudian di Desa Andungsari terdapat dua jembatan yang terdampak yakni satu jembatan putus dan satu jembatan miring.
Kemudian di Desa Tiris terdapat satu jembatan yang mengalami kerusakan pada bagian pagar jembatannya, dan di Desa Tlogosari terdapat satu jembatan yang putus.
"Satu jembatan darurat di Desa Andungbiru sudah selesai dibangun untuk membuka akses warga yang terisolasi, sedangkan di Desa Andungsari juga dibuat jembatan darurat yang dibangun secara gotong royong oleh masyarakat," tuturnya.
Baca juga: Bupati Probolinggo terpilih Muhammad Haris lakukan mitigasi tanah longsor dan banjir bandang
Selain jembatan yang terdampak, lanjut dia, puluhan rumah warga juga terdampak banjir yang disertai lumpur di Desa Andungbiru dan Desa Tiris.
"Kami imbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah rawan banjir dan tanah longsor," katanya.
Sementara itu, Bupati Probolinggo Mohammad Haris mengatakan prioritas Pemerintah Kabupaten Probolinggo memastikan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak banjir bandang, terutama warga yang terisolasi akibat jembatan yang putus diterjang banjir.
"Yang penting sekarang adalah bagaimana masyarakat yang terisolasi bisa mendapatkan kebutuhan pokok, akses kesehatan, termasuk untuk anak sekolah dan ibu hamil. Kami siapkan jembatan darurat, bantuan makanan, dan kebutuhan pokok lainnya," kata dia.
Baca juga: Pemkab Probolinggo tinjau longsor dan jembatan putus
Terkait penyebab banjir, Bupati Haris mengatakan bahwa debit air besar menjadi faktor dominan, namun pihaknya berharap tidak ada illegal logging atau penyebab lain.
"Sementara ini tidak ditemukan gelondongan kayu, meski ada pohon yang tercabut dan terbawa arus. Pengecekan lanjutan akan dilakukan di hulu sungai untuk memastikan tidak ada perubahan geometri yang berpotensi memicu banjir susulan," tuturnya.
