Makassar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar (DLH Makassar) bersama Perumda Pasar Makassar melakukan pendampingan terhadap pasar tradisional untuk menerapkan sistem daur ulang sampah.
"Hal ini dilakukan selain untuk mencegah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) penuh, juga untuk mengurangi volume sampah yang diproduksi dari pasar," kata Kepala Bidang Persampahan DLH Makassar Bau Asseng di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Dia mengatakan, sejumlah pasar di Makassar sudah mulai menerapkan daur ulang sampah, sehingga sampah yang dibawa oleh mobil sampah ke TPA sudah berkurang volumenya.
"Salah satu pasar tradisional yang sudah menerapkan sistem daur ulang sampah adalah Pasar Sawah di Makassar. Bahkan, pasar ini selalu menjadi tempat belajar dan studi tiru dari daerah lain di Sulsel maupun luar Sulsel," ujarnya.
Baca juga: DLH Makassar gelar aksi penanaman pohon peringati HPSN 2025
Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar Melinda Aksa mengatakan salah satu fokus pendampingan dan upaya mendorong pasar rakyat adalah yang mampu mengelola limbahnya.
"Jadi, pasar didorong untuk melakukan pengelolaan sampah pasar secara mandiri, dan ini tentu akan memberikan nilai ekonomi, selain mengurangi volume sampah," katanya.
Mencermati kondisi tersebut, dilakukan Rapat Koordinasi yang dihadiri pihak DLH Makassar, Dewan Lingkungan yang dihadiri Marini Ambo Wellang, serta jajaran direksi Perumda Pasar Makassar Raya.
Dalam pertemuan tersebut, Melinda menegaskan pentingnya pasar tradisional menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, mengingat pasar merupakan salah satu penyumbang terbesar timbunan sampah di Kota Makassar.
Baca juga: DLH Makassar gelar bersih-bersih peringati Hari Peduli Sampah Nasional
Dia juga mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen sampah di Makassar merupakan sampah organik, dan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang hampir penuh menuntut setiap kecamatan dan unit pasar mencari solusi pengelolaan di sumbernya.
“Kita harus mulai mengubah kebiasaan. Jangan lagi berpikir bahwa sampah itu bukan urusan pasar, karena justru pasar menjadi penyumbang terbesar. Minimal, kita bisa mengurangi 51 persen sampah yang masuk ke TPA. Dua tahun lagi, harapannya sudah tidak ada lagi sampah yang dikirim ke sana,” ujarnya.
