Palu (ANTARA) - Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu melatih petani sayuran di Kabupaten Poso dengan menggunakan metode pertanian cerdas (smart farming).
“Pelatihan ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan lokal melalui inovasi budidaya sayuran organik berbasis teknologi,” kata Ketua Tim Jusriadi di Palu, Senin.
Pelatihan petani cerdas smart farming yang menjadi bagian dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat itu dilaksanakan bersama dua akademisi lainnya yakni Desi Wahyuni Arsih dan Asgar Taiyeb. Program itu dilaksanakan di Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
“Kami memperkenalkan penggunaan alat soil analyzer dan soil moisture meter,” ujar dia.
Lanjut ia mengatakan, alat itu membantu petani memantau kondisi tanah, termasuk pH, suhu, kelembaban, serta kebutuhan air tanaman. Dengan teknologi itu, petani bisa mengetahui kapan tanaman membutuhkan air dan pupuk yang sesuai.
Kata dia, dalam praktik lapangan, hasil pengukuran menunjukkan bahwa lahan kelompok tani mengalami kekurangan nitrogen serta kelembaban rendah. Hal itu menjadi dasar bagi petani untuk menyesuaikan pola pemupukan dan penyiraman.
Pelatihan itu dilaksanakan di lahan kelompok tani SIPAMASE-MASE, dengan ketua Arifuddin, diikuti oleh 20 petani anggota. Kelompok itu menanam berbagai komoditi sayuran seperti kol, kubis, bawang daun, seledri, kentang, tomat, cabai, dan bawang merah. Namun, metode yang digunakan masih konvensional dengan ketergantungan tinggi pada pupuk anorganik dan pestisida.
