Bogor (Antara Megapolitan) - Budidaya jeruk Garut mulai bergeliat mendorong minat masyarakat mengembangkan sektor pertanian ini dengan konsep agrowisata.
"Sejak tujuh tahun terakhir geliatnya sudah mulai muncul, minat petani untuk menanam sudah bangkit lagi," kata Rizal Fahriza pelopor wisata petik jeruk Garut EPTILU, di Garut, Jawa Barat, Kamis.
Keberadaan jeruk Garut hampir terancam hilang, seiring menurunya produksi karena kurangnya minat masyarakat menanam jeruk yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Garut.
Menurut Rizal, ada beberapa faktor penyebab anjloknya produktivitas jeruk Garut, selain karena serangan hama, juga permainan tengkulak, dan mahalnya biaya produksi menyulitkan petani.
Penurunan minat masyarakat menanam jeruk Garut terjadi sekitar tahun 1980, karena serangan hama yang muncul setelah meletusnya Gunung Galunggung. Abu vulkanik menyelimuti wilayah pertanian warga, sehingga menimbulkan hama dan penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang dibawa oleh kutu putih.
Rizal yang juga lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) terpanggil untuk mengembalikan kejayaan jeruk Garut dengan mengembangkan agrowisata petik jeruk dengan nama EPTILU.
"Ada nilai sejarah kenapa saya mengembangkan jeruk sebagai usaha, karena jeruk menjadi ikon Kabupaten Garut setelah domba, selain itu peluang usahanya terbuka luas," katanya.
Budidaya jeruk Garut kembali bergeliat
Jumat, 14 September 2018 11:33 WIB
Sejak tujuh tahun terakhir geliatnya sudah mulai muncul, minat petani untuk menanam sudah bangkit lagi.