Bondowoso (ANTARA) - Aktivitas umat Islam di berbagai daerah di Indonesia sedang ramai memeriahkan hari lahir Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi mengajak kita untuk menyelami Islam secara humanis, sesuai dengan penegasan dari Allah dalam Quran Surat Al-Anbiya ayat 107. Dalam ayat itu, Allah dengan tegas menyatakan bahwa "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam".
Inilah dasar utama mengapa Islam harus tampil dalam kehidupan ini dengan penuh kasih dan sayang. Bukan sebaliknya, Islam (umat) justru menghadirkan ketakutan bagi umat lain.
Nabi Muhammad telah banyak mencontohkan bagaimana Islam betul-betul hadir sebagai rahmat bagi umat yang lain. Cendekiawan Muslim terkemuka Prof Dr Quraish Shihab bercerita bagaimana Nabi Muhammad melindungi umat Nasrani atau Kristen dari Najran.
Bukan hanya menyepakati untuk hidup saling rukun antara umat Islam dan kaum Nasrani Najran, melainkan lebih dari itu. Dalam perjanjian Najran, Nabi Muhammad menyetujui, jika umat Islam membantu pembangunan tempat ibadah umat Nasrani, maka bantuan itu tidak boleh dianggap sebagai utang, melainkan sebagai sumbangan.
Lalu, mengapa masih ada sebagian umat Islam yang masih "usil" terhadap keberadaan tempat ibadah umat lain? Memang banyak tafsir dari para ulama terhadap ajaran Islam, termasuk mereka yang memilih jalur keras terhadap umat agama di luar Islam, bahkan juga terhadap sesama penganut Islam yang tidak sepaham, kemudian dianggap sebagai kafir.
Kisah yang telah banyak diceritakan bagaimana Nabi Muhammad tidak marah ketika mendapati cacian dari orang Yahudi selama berhari-hari, bahkan di kasus lain, muka Nabi Muhammad selalu diludahi, ketika lewat di suatu wilayah.
Secara hubungan sosial, Nabi Muhammad juga telah mempelopori bahwa umat Islam harus melindungi umat lain.
Dalam Quran, Surat Al-Maidah ayat 48, Allah menegaskan bahwa "Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan".
Penegasan ini juga ada dalam Surat An Nahl ayat 93. Adanya perbedaan agama di dunia memang berada dalam skenario besar Allah. Menyikapi perbedaan itu, Allah justru meminta Umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebajikan.
Melalui momentum Maulid Nabi ini, kita wajib menghadirkan wajah Islam yang membawa rasa damai, melindungi dan menyayangi terhadap yang lain.
Untuk menjaga generasi muda Indonesia dari pengaruh Islam yang berpaham radikal, keluarga adalah benteng utama.
Baca juga: Menag Nasaruddin Umar ajak warga sambut Maulid Nabi Muhammad dengan riang gembira
