Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Teknik melakukan kunjungan ke Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia untuk menandatangani Agreement of Intent (AoI) mengenai program pertukaran mahasiswa dan pendidikan digital antara kedua institusi.
Penandatanganan dilakukan oleh Dekan FTUI Prof. Kemas Ridwan Kurniawan dan Vice Provost Student Affairs UTP Saravanan Muthiah.
“Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam memperluas jejaring internasional FTUI sekaligus memberikan peluang belajar yang lebih luas dan inklusif bagi mahasiswa," kata Kemas Ridwan dalam keterangan di Depok, Senin.
Kemas percaya pertukaran mahasiswa dan pendidikan digital lintas negara akan menjadi kunci utama dalam menyiapkan generasi insinyur masa depan yang adaptif dan kompetitif secara global.
Baca juga: UI dan Zimbabwe kerja sama pendidikan dan beasiswa
Baca juga: UI- LDE Universities Alliance kerja sama Tridharma Perguruan Tinggi
Sementara itu Prof. Tang Tong Boon, selaku Dekan Faculty of Engineering UTP, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan FTUI dan semangat kolaborasi yang terbangun.
"Kami menyambut baik kerja sama ini karena sejalan dengan komitmen UTP untuk membangun jaringan pendidikan teknik yang berskala internasional," katanya.
Menurutnya, program pertukaran mahasiswa dan kolaborasi pengajaran yang dirancang bersama FTUI akan membuka peluang besar bagi mahasiswa UTP untuk berkembang dalam lingkungan global yang dinamis.
Komitmen tersebut mencakup program student mobility baik untuk program gelar (degree) maupun non-gelar (non-degree) yang ditujukan bagi mahasiswa dari kedua belah pihak.
Salah satu bentuk implementasinya adalah partisipasi FTUI sebagai mitra pendidikan dalam Program Integrated Engineering UTP yang direncanakan mulai dilaksanakan pada tahun 2026.
Baca juga: UI dan Pemkab Penajam Paser Utara Kaltim kerja sama perkuat SDM penyangga IKN
Dalam pertemuan tersebut kedua institusi juga membahas potensi kolaborasi dalam bidang pendidikan digital melalui pembagian modul pengajaran dengan sistem hibrid.
Diskusi turut menyoroti pengembangan mahasiswa internasional di UTP, termasuk tantangan yang dihadapi terkait kompetensi Bahasa Inggris.
UTP menyampaikan bahwa mahasiswa internasional dari kawasan Asia Timur, Timur Tengah, dan Afrika, yang belum memenuhi kualifikasi bahasa UTP, diwajibkan mengikuti program bahasa selama satu semester hingga satu tahun.
Selain itu FTUI dan UTP bersepakat untuk mengembangkan program non-degree dalam bentuk joint short course yang akan ditawarkan kepada mahasiswa dari kedua universitas. Program itu bertujuan memperluas wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam konteks global serta mempererat hubungan akademik lintas negara.