Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersinergi dalam pengembangan riset strategis guna meningkatkan produksi empat komoditas pertanian demi mewujudkan swasembada pangan.
"Ini kita pertemuan antara industri, perguruan tinggi, para peneliti, dengan Pak Mendiktisaintek. Kita fokus pada komoditas yang selama ini sulit tumbuh di Indonesia, yaitu gandum,"' kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Mentan menegaskan pemerintah fokus terhadap peningkatan produksi kedelai, gandum dan bawang putih dengan melibatkan perguruan tinggi yang memiliki keahlian di bidang pertanian.
Pemerintah menargetkan peningkatan produktivitas komoditas tersebut melebihi standar nasional, seperti capaian produksi kedelai yang saat ini telah mencapai angka 4,39 ton per hektare.
Baca juga: Riset dan pengembangan benih kunci keberhasilan pertanian perkotaan
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan sinergi tersebut mencakup riset, pengembangan dan aplikasi di lapangan untuk meningkatkan produksi jagung, kedelai, bawang putih, serta gandum.
"Langsung saja kami sampaikan ini adalah join riset dan pengembangan serta aplikasi. Jadi tidak hanya meriset, tapi juga dikembangkan dan pengaplikasian di lapangan untuk peningkatan produksi jagung, kedelai, bawang putih, gandum," kata Sudaryono
Ia menegaskan riset untuk gandum dan bawang putih telah dilakukan sejak tahun 1990-an, sehingga saat ini menjadi momentum untuk menuntaskan dan mengimplementasikan hasil-hasil penelitian tersebut.
Ia menegaskan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pengurangan impor terhadap empat komoditas tersebut secara bertahap, sebagai bagian dari upaya besar menuju swasembada pangan dan penguatan kemandirian sektor pertanian nasional.
Baca juga: Kementerian Pertanian dan Universitas Sebelas Maret kolaborasi riset pangan
Selain empat komoditas pangan utama, pemerintah juga menyiapkan pengembangan untuk 12 komoditas perkebunan seperti kelapa, kelapa sawit, dan tebu melalui co-host riset dan hilirisasi produk.
Lebih lanjut, dia mengatakan strategi riset tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada transformasi hasil panen menjadi produk hilir bernilai tambah guna mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Ia menambahkan kampus dan peneliti akan terlibat langsung melalui konsorsium riset, di mana kelompok riset per komoditas terdiri dari akademisi, peneliti kementerian dan pelaku industri secara terintegrasi dan berkesinambungan.
"Misalnya komoditas bawang putih ada satu kelompok grup yang isinya adalah ada peneliti dari kampus kemudian dari Kementerian Pertanian termasuk juga dari sisi industrinya akan kita connect-kan sehingga dari hulu sampai hilir, dari nol sampai dengan final, betul-betul kita bisa kontrol, bisa kita 'manage', satu komando bisa kita kerjakan," kata Wamentan.
Baca juga: Mentan dan Mendiktisaintek kerja sama perkuat riset sektor pertanian
Di tempat yang sama, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Brian Yuliarto mengatakan, pihaknya menganggarkan Rp20 miliar hingga Rp40 miliar untuk anggaran riset empat komoditas tersebut.
Ia juga mengatakan 54 perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Pertanian di seluruh Indonesia akan dilibatkan dalam riset sehingga bisa meningkatkan produktivitas empat komoditas tersebut.
"Ini adalah konsorsium yang sangat lengkap, mulai dari penelitian, mulai dari dosen-dosen guru besar peneliti yang memang menguasai hulunya, sampai kepada hilirnya, standardisasi sampai pada bagaimana komersialisasi," kata Mendiktisaintek.