Jayapura (ANTARA) - Warga di Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, kini mendapat peluang manfaat ekonomi dari mengumpulkan kayu-kayu yang hanyut dan berserakan di pantai setempat untuk bahan baku pencampur atau cofiring biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp.
"Dari hasil penjualan batang-batang kayu tersebut, dalam sehari saya bersama 2 sampai 4 warga lainnya dengan tiga kali pengantaran ke pengepul bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik,” kata Olaf Akwan, salah satu pengumpul kayu di Kampung Skouw Sae, kepada Antara di Jayapura, Kamis.
Ia menjelaskan, kayu tersebut merupakan batang pohon yang hanyut dan dikumpulkan warga dari sepanjang pinggiran pantai pada wilayah setempat. Biasanya kayu-kayu hanyut tersebut ukurannya berbeda-beda.
Dalam sehari Olaf bersama beberapa warga lainnya dapat mengumpulkan sekitar 100-300 batang kayu hanyut terbawa ombak yang kemudian dijual ke pengepul, yakni pemilik truk. Dari pengepul ini kayu tersebut dipasok ke PT Surya Muda Laksana, selaku perusahaan mitra PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) penyuplai serpihan kayu atau woodchip untuk bahan bakar cofiring biomassa di PLTU Holtekamp.
Dia menerima pembayaran mingguan yang kemudian dibagi rata sesuai dengan jumlah warga yang ikut dalam proses pengumpulan batang kayu tersebut.
“Pendapatannya lumayan, lebih baik dibandingkan dengan kerja serabutan yang beberapa waktu lalu saya jalani bersama beberapa warga di sini,” ujarnya.
Baca juga: Limbah kayu secara perlahan kurangi konsumsi batu bara di PLTU Jeranjang
Baca juga: NTB manfaatkan sampah jadi energi terbarukan
Baca juga: BRIN dan Unhas sepakati kerja sama riset kimia biomassa aren