Sukabumi, 8/12 (ANTARA) - Semakin banyaknya penggemar dari masyarakat yang menggunakan baju batik ternyata mampu meningkatkan permintaan batik khas Sukabumi hingga 40 persen.
Seperti produsen batik khas Sukabumi yang dikelola oleh Tenny Hasyanti warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, pesanan batik ini tidak hanya dari warga Sukabumi saja, tetapi saat ini sudah cukup banyak penggemar batik Khas Sukabumi dari Makasar (Sulawesi Selatan), Bandung, Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
"Terus meningkatnya permintaan batik ini karena, pengrajin batik di Sukabumi terus mengembangkan invasinya dalam membuat corak batik, sehingga coraknya memiliki berbeda dengan batik-batik lain pada umumnya," kata Tenny.
Sampai saat ini corak batik Khas Sukabumi sudah cukup banyak, seperti penyu, gunung rimba laut pantai (gurilap), Selabintak, nayor, sedap malam, daun teh, pala, pakujajar, bunga lili, pisang kole, edelweis dan karmelia. Namun, dari sejumlah corak batik tersebut, paling banyak peminatnya yakni yang bercorak penyu dan gurilap.
Lebih lanjut, semakin meningkatnya permintaan ini karena harganya yang sangat bersaing dan murah jika dibandingkan dengan batik khas daerah lain, selain itu kualitasnyapun bisa dikatakan lebih baik karena dibuat oleh tangan-tangan trampil.
"Ada tiga cara pembuatan batik yang kami kembangkan, yakni dengan cara ditulis, cap dan printing lilin (prilin), harganya pun ditawarkan mulai dari Rp100 ribu sampai Rp5juta setiap dua meternya tergantung tingkat kerumitan dan kualitas batik tersebut," tambahnya.
Menurut Tenny, usaha batik ini sudah dikembangkannya sejak empat tahun yang lalu atau pada 2008, awalnya cukup kesulitan dalam membuat batik dan memasarkannya, karena saat itu peminat batik masih dikatakan belum tinggi. Tetapi, ia tidak putus semangat karena ketelatenan dan berusaha terus memasarkan batik Khas Sukabumi ini, akhirnya sampai saat ini usahanya ini sudah bisa memperkerjakan 28 orang.
"Saat ini kami bisa menyelesaikan 100 lembar kain batik ukuran dua meter setiap harinya, agar usaha ini terus berkembang dan bermanfaat untuk warga sekitar, kami juga berupaya mempromosikannya sampai ke luar daerah dengan mengikuti pameran-pameran usaha kecil menengah (UKM), kata Tenny.
Aditya AR
ilustrasi: disparbud.jabar