Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) akan menguat, yang terutama dipengaruhi data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melemah.
"Data ekonomi AS seperti tingkat keyakinan konsumen bulan Februari dan data penjualan rumah existing bulan Januari yang dirilis hari Jumat malam memberikan tekanan ke dolar AS karena data yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi pasar dan hasil sebelumnya," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Tercatat, Michigan Consumer Sentiment sebesar 64,7 dari sebelumnya 71,1.
Adapun penjualan rumah existing 4,08 juta dari sebelumnya 4,29 juta. Capaian ini berkaitan dengan tingkat suku bunga AS yang dipandang masih tinggi, dan pembeli mungkin masih berekspektasi ada penurunan tingkat suku bunga lagi ke ke depan.
Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan hari Senin di Jakarta menguat 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.309 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Baca juga: BI: Modal asing masuk bersih Rp7,58 triliun
Baca juga: Rupiah melemah seiring sikap Fed