Lampung Timur (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim mengatakan kegiatan ekowisata mangrove di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, telah berkontribusi dalam mendukung ekonomi masyarakat di desa.
Ia mengapresiasi inisiatif masyarakat Lampung Timur yang telah memanfaatkan kawasan hutan mangrove sebagai destinasi ekowisata dan konservasi lingkungan.
"Manfaat keberadaan hutan mangrove bukan hanya jangka pendek seperti memanfaatkan hasil udang, kepiting, juga ada manfaat pariwisata dari ekowisata yang bisa mendukung perekonomian warga desa," kata Chusnunia Chalim yang akrab dipanggil Nunik di Lampung Timur, Sabtu.
Kawasan hutan mangrove di Lampung Timur dibuka secara umum untuk ekoturisme dan kelompok tani hutan telah membagi pengelolaan kawasan menjadi sumber pendapatan masyarakat.
Ada paket ekowisata yang dari dulu dikonsepkan dan dibuat oleh warga karena sudah mulai sadar wisata, dan kelompok tani hutan pun secara mandiri melakukan perawatan hutan mangrove yang cukup luas.
Ekowisata hutan mangrove yang dikelola oleh masyarakat tersebut memiliki sejumlah atraksi seperti melakukan kegiatan susur sungai dengan kapal melihat kawasan hutan mangrove, melakukan penanaman mangrove, mengolah dan menikmati hasil laut dari hutan mangrove, hingga tersedia homestay dengan biaya menginap Rp150.000 per orang.
Kawasan mangrove di pesisir Lampung Timur mencakup Kecamatan Pasir Sakti seluas 500 hektare, Kecamatan Labuhan Maringgai seluas 400 hektare, dan di Kecamatan Labuhan Ratu seluas 1.000 hektare.
Baca juga: Pemkab Serang konservasi mangrove pesisir utara
Baca juga: Kementerian LH targetkan bangun areal tanaman mangrove seluas 700-800 Ha di Demak
Baca juga: KKP opltimalkan mangrove di Pangandaran jadi eduwisata