Jakarta (ANTARA) - Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga gabah dan jagung yang dibeli dari petani tanpa mempertimbangkan jumlah produksi yang tersedia.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berdasarkan keputusan rapat kabinet yang melibatkan Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pemangku kepentingan terkait di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
"Berapapun produksi gabah dan jagung petani akan ditampung sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya.
Dalam rapat yang berlangsung hampir 2,5 jam tersebut, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan harga gabah yang sebelumnya Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram.
"Sementara itu, harga jagung juga mengalami kenaikan dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram," kata Zulkifli menambahkan.
Baca juga: HKTI usulkan HPP gabah kering panen di tingkat petani naik jadi Rp6.757 per kg
Menteri yang karib disapa Zulhas menyebut keputusan yang akan memberikan manfaat langsung bagi para petani itu sebagai sesuatu yang penting dan sangat bersejarah di Indonesia.
"Poin penting, ya menjadi keputusan bersejarah. Saya kira, dalam rapat-rapat kabinet yang saya ikuti hari ini, kita mengambil keputusan bersejarah. Berapapun produksi beras, gabah petani, akan ditampung," katanya.
Dikatakan Zulhas, keputusan tersebut diambil setelah diskusi panjang mengenai produksi pangan dalam negeri, yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Pada Januari lalu, kata Zulhas, produksi beras Indonesia meningkat dari 0,8 juta ton menjadi 1,3 juta ton, dan pada Februari diperkirakan akan mencapai 2,08 juta ton.
Baca juga: Petani di Karawang keluhkan harga gabah anjlok di bawah HPP
Lebih lanjut Zulhas menegaskan bahwa pemerintah akan membeli seluruh hasil gabah dan jagung petani dengan harga yang telah disepakati, tanpa memandang jumlah produksi yang ada.
Zulhas memastikan bahwa pemerintah akan menyediakan fasilitas penyimpanan melalui gudang Bulog, gudang resi, dan gudang induk koperasi untuk menampung hasil pertanian petani.