Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengharapkan dampak (outcomes) dari High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 bisa memberikan kontribusi perubahan terhadap arsitektur kerja sama global.
“Indonesia-Afrika Forum (IAF ke-2) 2024 akan menyasar pada outcomes yang sifatnya transaksi perdagangan dan lain sebagainya. HLF-MSP ini meskipun nanti akan banyak bicara terkait dengan bagaimana kita bisa sama-sama mengembangkan potensi kemajuan negara-negara berkembang melalui trade and investment (perdagangan dan investasi) juga, namun ini lebih ditekankan pada bagaimana Indonesia nanti bisa memberikan kontribusi terhadap perubahan terhadap arsitektur kerja sama global,” kata Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian PPN/Bappenas Hendra Wahanu Prabandani dalam Media Briefing Road to HLF-MSP dan IAF 2024 secara virtual di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan outcomes tersebut, diharapkan forum HLF-MSP 2024 akan membawa prinsip dan nilai kerja sama pembangunan global yang inklusif mengingat tujuan Indonesia dalam agenda ini untuk memimpin solidaritas para pemangku kepentingan guna menyelesaikan berbagai persoalan pembangunan.
Tema yang diangkat dalam HLF MSP 2024 adalah "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change”. Penentuan tema tersebut memperlihatkan penekanan terhadap urgensi kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk penguatan tindakan kolektif dalam rangka memastikan terjadinya kerja sama inklusif.
Dengan begitu, diharapkan solusi-solusi inovatif dapat dilahirkan untuk merespon berbagai permasalahan global, seperti global polycrisis (krisis simultan lantaran berada dalam volatilitas dengan kombinasi krisis), triple planetary crisis (perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati), trust deficit kerja sama multilateral, dan kesenjangan antara global north dengan global south.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan bahwa HLF-MSP 2024 memiliki keterkaitan dengan IAF ke-2 yang diadakan pada waktu bersamaan, yakni di Bali pada 1-3 September 2024. Kendati ada perbedaan fokus angle pembahasan, lanjut dia, namun akan ada sesi bersama untuk HLF-MSP dan IAF.
“Ada memang beberapa stakeholders yang sama atau beririsan antara HLF-MSP dan Indonesia-Afrika Forum. Sebagai contoh, di HLF-MSP juga mengundang beberapa kepala negara Afrika serta tentu stakeholders pembangunan di Afrika yang juga sudah memberikan konfirmasi kehadiran, tapi juga mengundang beberapa negara-negara lain di kawasan-kawasan di selain Afrika, perwakilan negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), perwakilan negara Pasifik, kemudian Eropa, dan lain sebagainya,” ucapnya.
“Jadi, arahnya yang akan diharapkan ini, selain kita dapatkan solusi-solusi terhadap permasalahan global, untuk menyelesaikan permasalahan global juga Indonesia ingin sekali menunjukkan kepemimpinannya dalam rangka mentransformasi arsitektur kerja sama global yang ada saat ini,” ungkap Hendra.
Kedua forum internasional ini mengundang seribu peserta, mulai dari kepala negara/pemerintah, kepala organisasi internasional, pejabat pemerintah setingkat menteri, bank pembangunan multilateral, swasta, organisasi masyarakat sipil, filantropi, hingga akademisi. Pembukaan forum akan dilaksanakan secara kolaboratif, gabungan HLF MSP 2024 oleh Kementerian PPN/Bappenas dan IAF Forum II 2024 oleh Kementerian Luar Negeri.
Dia menyatakan forum HLF-MSP bakal memperkuat skema dan transformasi kerja sama selatan-selatan (south-south).
Dalam konteks kerja sama pembangunan internasional, kerja sama selatan-selatan, antar dua negeri, atau antar berbagai pemangku kepentingan disebut menjadi salah satu modalitas sangat penting.
“Kita meng-highlight kesamaan visi di antara kedua forum, Indonesia-Africa Forum dan HLF MSP ini adalah bagaimana kita mendorong, menginisiasi kerja sama di antara negara-negara yang berkembang, atau kita sering sebut sebagai south-south cooperation, juga untuk meminta kembali komitmen dari negara-negara maju (global north) untuk ikut serta dalam membantu menyelesaikan persoalan global yang ada saat ini,” ujar Hendra.