Laguboti, (Antara Megapolitan) - Tim peneliti delapan pelajar SMA Unggul Del, Sumatera Utara, sedang menunggu kiriman data riset tentang proses fermentasi pada biji kacang kedelai yang mereka lakukan dari Stasiun Luar Angkasa (ISS) NASA untuk dianalisa hasilnya.
"Setelah mendarat di ISS, penelitian ini akan diaktifkan dan berada di ISS selama 30 hari. Sekarang kami tinggal menunggu data dan foto untuk membantu kami melakukan analisa," kata Eka Trisno Samosir, mentor tim proyek ISS 2 SMA Unggul Del, di Laguboti, Jumat.
Hasil riset delapan siswa SMA Unggul Del dan dua mahasiswa Institut Teknologi DEl dengan dibantu seorang dosen dan guru sebagai mentor itu telah diterbangkan roket Falcon 9 SpaceX CRS-11 Dragon Amerika Serikat ke ISS Badan Antariksa AS (NASA) pada 4 Juni 2017.
Tim akan menganalisa data yang masuk dan membandingkannya dengan sampel di darat guna membuktikan hipotesa sebelumnya bahwa proses fermentasi tempe akan lebih cepat terjadi dalam kondisi mikrogravitasi dibandingkan dengan di bumi, katanya kepada wartawan.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan SMU Unggul Del itu, Ketua tim riset, Matthew Addrian Silalahi yang masih duduk di bangku kelas 10, mengatakan proses fermentasi biji kedelai pada kondisi mikrogravitasi kemungkinan dapat berlangsung sekitar sehari.
Kondisi mikrogravitasi itu menyebabkan terjadinya pergerakan konstan yang menyebabkan proses metabolisme substrat dan enzim pada eksperimen bekerja lebih cepat. Adapun, proses fermentasi biji kedelai di bumi dapat berlangsung dua hingga tiga hari, katanya.
Pada kesempatan itu, Plt Kepala SMA Unggul Del Arini Desianti Parawi mengatakan penelitian yang dilakukan para pelajarnya ini merupakan kelanjutan dari proyek riset tim ISS 1 tentang menumbuhkan ragi dengan menggunaan cairan dari "Yeast Peptone Dextrone".
Paket eksperimen tentang fermentasi ragi tersebut telah pun berhasil dikirimkan ke ISS pada April 2016 dan hasilnya telah pula dipublikasikan pada acara "American Society for Gravitational Space Research" di Cleveland, Ohio, AS, pada Oktober 2016, katanya.
"Hasil proyek penelitian ISS 2 direncanakan dipublikasikan pada acara dari organisasi yang sama di Seattle, Amerika Serikat, tahun ini," katanya.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di aula sekolah unggul yang berlokasi sekitar satu kilometer dari tepian Danau Toba itu, tim peneliti sempat menunjukkan dua kotak berukuran 12,5 cm x 4,7 cm yang disebut "mikrolab".
Di mikrolab yang telah memenuhi standar NASA inilah, hasil penelitian para pelajar SMA Unggul Del yang terletak di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, ini disimpan dan diterbangkan ke ISS NASA pada 4 Juni lalu.
Selain Matthew Addrian Silalahi, anggota tim penelitian ISS 2 SMU Unggul Del adalah Afner Sirait, Arico Liberty Setiawan Sembiring, Oliver Danofan Nainggolan, Rejoel Mangasa Siagian, dan Ronaldo Simatupang (pelajar).
Selanjutnya Ruth Johana Hutagalung, Stanley Martin Siagian (pelajar), serta Putry Yosefa Siboro dan Theodora Mega Putri Lumban Gaol (mahasiswi). Mereka dibantu dua mentor, yakni Ari Raharja, guru kimia SMA Unggul Del, dan Eka Trisno Samosir (dosen IT Del).