Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta Shodiqin menyampaikan bahwa pelaksanaan kontrasepsi pada pria lebih kecil risikonya dibandingkan pada perempuan.
"KB pria jauh lebih kecil risikonya. Seperti kondom, itu nyaris tidak berisiko, karena jarang ditemui pengguna yang menderita alergi lateks," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers BKKBN di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, keluhan yang disampaikan oleh pria yang menggunakan kondom umumnya hanya berkenaan dengan kenyamanan dan kepraktisan. Keluhan yang lain jarang dilaporkan.
Baca juga: BKKBN: Bank makanan alternatif kurangi stunting dan makanan terbuang di TPA
Shodiqin menjelaskan bahwa kontrasepsi dengan Metode Operasi Pria (MOP) seperti vasektomi juga hanya meliputi operasi ringan dengan pembiusan lokal yang bisa selesai dalam waktu kurang dari 20 menit jika tidak ada faktor penyulit.
"Dalam vasektomi tidak ada organ yang diambil atau dibuang, yang dilakukan adalah memotong dan mengikat saluran sperma agar air mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung sperma," katanya.
"Jadi, karena tidak bisa bergabung dengan air mani, maka selanjutnya diserap oleh peredaran darah untuk dimanfaatkan sel-sel atau jaringan yang membutuhkan," ia menambahkan.
Baca juga: Indonesia peringkat ketiga sampah makanan dunia
Shodiqin mengemukakan bahwa persentase pria yang menjadi peserta Program KB masih sangat rendah.
Kontrasepsi pada pria disebut lebih kecil risikonya
Minggu, 7 Mei 2023 12:25 WIB
KB pria jauh lebih kecil risikonya. Seperti kondom, itu nyaris tidak berisiko, karena jarang ditemui pengguna yang menderita alergi lateks.