Bogor (ANTARA) - Lima perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia berupaya membangun kerja sama pengembangan keilmuan perikanan dan kelautan secara konkret
di bidang riset, publikasi ilmiah, dan pengembangan kapasitas civitas akademika.
Upaya kerja sama itu dibahas dalam penyelenggaraan webinar bersama yang diselenggarakan IPB University, Universitas Bung Hatta, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dengan Universiti Malaysia Trengganu (UMT), seperti dikutip dari keterangan tertulis IPB University, Bogor, Selasa.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Fredinan Yulianda, mengatakan kolaborasi empat perguruan tinggi itu membahas upaya peningkatan pendidikan tinggi di regional, khususnya di ASEAN, terutama terkait dengan pengembangan keilmuan perikanan dan kelautan.
Sebelumnya, kelima perguruan tinggi itu menyelenggarakan kerja sama webinar dengan tema "Sustainable Fisheries" yakni kegiatan perikanan yang didasarkan pada keberlanjutan, baik ekologi dan ekonomi.
Fredinan Yulianda pada kegiatan webinar tersebut mengatakan, melalui webinar dan upaya kolaborasi maka persoalan perikanan regional dapat diidentifikasi bersama, dan kemudian bisa ditindaklanjuti.
Menurut dia, tindak lanjut tersebut dengan membangun upaya konkret seperti kolaborasi riset, publikasi ilmiah, dan peningkatan kapasitas civitas akademika perguruan tinggi mitra.
Hadir sebagai salah satu pembicara pada webinar tersebut, Assoc Prof Dr Luky Adrianto dari IPB University, yang memaparkan presentasi terkait perikanan berkelanjutan.
Luky Adrianto menjelaskan, perikanan berkelanjutan harus memperhatikan tiga sistem yaitu sistem ekologi, sistem manajemen, dan sistem manusia.
"Perikanan berkelanjutan dapat dipahami dengan pendekatan social-ecological, yakni sebuah konsep dalam memahami interaksi dari sistem manusia dan sistem alam,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dua sistem ini saling berkaitan dengan erat dikarenakan ekologi memberikan jasa ekosistem sedangkan sosial memberikan pengelolaannya yang dikaitkan dengan mata pencaharian.
“Social ecology dapat dianalisis dengan melakukan pemetaan, konektivitas, dan seberapa besar pengaruh dalam konektivitasnya. Dengan demikian, social-ecology mengetahui dan mengenal jasa ekosistem serta mengetahui nilai ekonomis, ekologis, dan sosial, penting untuk mempertahankan dan analisis perikanan berkelanjutan,” katanya.
Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari masing-masing perguruan tinggi mitra yaitu Assoc Prof Dr Rumeaida Mat Piah dari UMT, Assoc Prof Dr Luky Adrianto dari IPB University, Prof Dr Hajrial Syandri dari Universitas Bung Hatta (UBH), Prof Dr Yenny Risjani dari Universitas Brawijaya, dan Dr Woro Hastuti Satyantini dari Universitas Airlangga (Unair).
Webinar kemitraan perguruan tinggi ini selanjutnya akan dilaksanakan setiap tahun dengan topik yang relevan terhadap perkembangan ilmu dan pengetahuan atau kondisi regional dan global.
Indonesia-Malaysia kembangkan ilmu perikanan
Selasa, 24 Mei 2022 13:38 WIB