Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kasus positif COVID-19 usai libur Lebaran 2022 baru akan terlihat sekitar satu bulan mendatang.
"Untuk mengetahui kasus COVID-19 efek dari libur Lebaran, baru akan terlihat sekitar sebulan, tapi hal ini juga bergantung seberapa baik kemampuan deteksi karena kembali," kata Dicky saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Menurut Dicky, perkiraan waktu sebulan itu adalah paling ideal mengingat pemerintah juga mewajibkan pemudik untuk memperoleh vaksinasi penguat sebelum melakukan aktivitas mudik Idul Fitri 1443 Hijriah.
Hal ini untuk mencegah lonjakan kasus, meski tidak diketahui pasti bagaimana kepatuhan pemudik pada ketentuan itu.
"Permasalahannya adalah kita tidak tahu seberapa banyak pemudik yang mendapatkan vaksinasi booster, namun setidaknya masih dalam durasi efektif dari dua dosis vaksinasi. Artinya masih berada di bawah tujuh bulan pasca suntikan kedua," ucapnya.
Meski demikian, Dicky membenarkan vaksinasi bukan menjadi satu-satunya faktor amannya perjalanan mudik Lebaran 2022 dari ancaman COVID-19, tapi juga ada pengaruh ventilasi dan sirkulasi udara, serta tingkat kerumunan.
Dicky menyebutkan meski hanya ada 10-20 persen orang yang terinfeksi COVID-19, berpotensi jadi pembawa virus ini dan menularkannya, terlebih momen mudik dan balik, adalah waktu di mana kerumunan orang akan bergerak bersamaan.
Dia menjelaskan, efektifitas penularan dalam arus ramai seperti ini bergantung pada seberapa banyak orang yang mendapat vaksinasi, tidak perlu 100 persen, sekitar 70 atau 60 persen juga relatif akan menjadi barrier, apalagi jika sampai 100 persen.
"Karenanya kita semua berharap vaksinasi yang dilakukan beberapa waktu belakangan tidak akan sampai memberi efek negatif pada perkembangan penanganan COVID-19," ucapnya.
Jasa Marga mencatat sebanyak 1,7 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek menuju tiga arah, yaitu Timur (Trans Jawa dan Bandung), Barat (Merak), dan Selatan (Puncak) dalam arus mudik Lebaran 2022.
Angka ini naik 9,5 persen jika dibandingkan dengan Lebaran 2019, sebelum pandemi.
Baca juga: Gubernur Jabar sebut pengaruh mudik pada COVID-19 dapat terlihat dalam 14 hari
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil pastikan Jabar masih aman meski 14 orang positif Omicorn
Epidemiolog sebut kasus COVID-19 baru terlihat satu bulan usai Lebaran
Jumat, 6 Mei 2022 21:22 WIB
Untuk mengetahui kasus COVID-19 efek dari libur Lebaran, baru akan terlihat sekitar sebulan