Tokyo (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Kementerian Pertahanan Jepang kembali mengusulkan kenaikan anggaran militer empat tahun berturut-turut. Itu dilakukan untuk melindungi kepulauan di Laut Tiongkok Timur, yang sangat dekat dengan wilayah Beijing.
Dalam dokumen yang diserahkan kepada pemerintah, Senin, kementerian tersebut meminta kenaikan belanja militer 2,2 persen menjadi 5,09 triliun yen atau hampir Rp600 triliun untuk tahun depan.
Sebagai perbandingan, anggaran militer di Tiongkok tahun ini juga naik 10,1 persen menjadi 886,9 miliar yuan, terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat dan tiga kali lipat dari usulan Kementerian Pertahanan Jepang.
Rencananya, Jepang akan menggunakan anggaran tersebut untuk membeli kendaraan amfibi AAV7, pesawat tempur F-35 Stealth, dan pesawat angkut Osprey.
Rencana pembelian lain adalah pesawat nirawak Global Hawk, sejumlah helikopter, dan perlatan militer lain untuk melindungi kepulauan perbatasan yang memanjang 1.400 kilo meter dari pulau utama sampai ke perairan dekat Taiwan.
Semenjak kekuatan militer Tiongkok semakin besar, Jepang memang mengalihkan fokus pertahanan daerah perbatasan di utara dari ancaman Rusia yang selama ini dilindungi dengan peralatan berat seperti tank.
Kini, Jepang menempatkan pasukan yang lebih mudah bergerak di Laut Tiongkok Timur dan Pasifik daerah barat.
Dengan meningkatkan kehadiran pasukan militer di sejumlah pulau terluar melalui pembangungan stasiun radar, pangkalan militer, ataupun rudal, Jepang diperkirakan dapat mempunyai keunggulan taktis dibanding Tiongkok.
Jepang dan Tiongkok kini bersengketa mengenai kepemilikan sejumlah pulau di Laut Tiongkok Timur yang disebut Senkaku oleh Tokyo, dan Diaoyu oleh Beijing.
Jepang Kembali Menaikkan Anggaran Militer
Senin, 31 Agustus 2015 20:31 WIB
Dengan meningkatkan kehadiran pasukan militer di sejumlah pulau terluar, Jepang diperkirakan dapat mempunyai keunggulan taktis dibanding Tiongkok.