Jakarta (ANTARA) - Sejumlah akademisi dan tokoh nasional resmi membentuk Forum Solidaritas Kemanusiaan untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait penanganan pandemi.
"Ada tiga pesan yang saya tangkap dari proses pembentukan forum ini, pertama pesan kembali ke sains, yang itu datang dari para akademisi, para guru besar, kawan-kawan kampus yang selama proses pembentukan ini begitu aktif menyampaikan gagasan-gagasan," ungkap Sekjen PMI Sudirman Said yang didapuk sebagai Koordinator Nasional forum itu dalam deklarasi secara virtual, Minggu.
Mantan Menteri ESDM itu mengatakan bahwa para pemrakarsa forum ini memiliki semangat untuk mempertahankan pengembangan sains. Kedua, forum tersebut dibentuk dari beragam komunitas dengan beragam latar belakang.
"Kedua semangat keragaman itu lahir dari banyaknya kelompok-kelompok komunitas yang terus bergerak membantu masyarakat dalam menangani COVID-19 ini dan background-nya sangat bermacam-macam, ada para dokter, psikolog, penggerak sosial kemanusiaan, lembaga-lembaga dana, seperti Dompet Dhuafa, Baznas, dan lain-lain," katanya.
Sedangkan yang ketiga adalah pesan moral. Sejumlah tokoh agama hadir dalam pembentukan Forum Solidaritas Kemanusiaan seperti Muhammadiyah, NU, Hindu, Katolik, Budha. Adapun pengurus Forum Solidaritas Kemanusiaan ini akan menangani beragam bidang di antaranya tim yang menangani komunikasi dan pengembangan jejaring, tim yang menangani edukasi, serta literasi terkait COVID-19.
"Ada satu tim yang menangani edukasi dan literasi karena bagaimana pun covid-19 ini masih belum dipahami atau masih dianggap sesuatu yang mungkin belum oleh sebagian orang. Oleh karena itu, kita harus menggelorakan aspek-aspek edukasi dan literasi," cetus Sudirman.
Selain itu, ada pula tim yang menangani pemulihan kesehatan diisi dengan individu yang memiliki latar belakang kesehatan, serta ada tim yang menangani pemulihan ekonomi, bidang resources mobilization, serta tim bidang riset dan advokasi.
"Harus ada yang menangani riset dan advokasi, umpamanya mau memberikan riset dan advokasi, umpamanya mau menyampaikan rekomendasi perbaikan ke pihak yang memberi kewenangan, supaya lebih sistematis," ujarnya.
Sementara itu, pengarah Forum Solidaritas Kemanusiaan, Winda Marcedes Mingkid, menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 memiliki dampak kesehatan dan ekonomi. Selain itu, terjadi kesenjangan antara tekanan dan kemampuan. Jika tidak teratasi, akan menimbulkan problematika di bidang layanan kesehatan, sosial ekonomi, dan lingkungan.
"Bahwa keadaan tersebut memanggil hadirnya langkah kemanusiaan, yang diharapkan dapat mentransformasikan jiwa gotong royong bangsa dan sifat kedermawanan warga, menjadi kemampuan nyata yang dapat mengatasi pandemi. Sebagai bangsa, kita sesungguhnya punya reputasi sejarah untuk selalu mampu keluar dari segala jenis kesulitan, manakala dapat mewujudkan kesanggupan menempatkan keselamatan warga dan kebaikan umum di atas semua kepentingan," kata Winda.
"Atas dasar itu, dengan rasa tanggung jawab penuh sebagai warga bangsa, diambil suatu inisiatif untuk mewujudkan belarasa dalam tindakan bersama atas dasar kemampuan bekerja sama mengatasi pandemi dan seluruh dampak yang ditimbulkannya, demi kepentingan sesama, melalui suatu wadah berbentuk forum, yang berprinsip sukarela dan ikhlas, inklusif, imparsial, gotong royong, dan universal, dengan nama Forum Solidaritas Kemanusiaan," sambungnya.
Akademisi dan tokoh nasional bentuk Forum Solidaritas Kemanusiaan
Minggu, 25 Juli 2021 17:27 WIB