Chicago (ANTARA) - Harga emas relatif stabil pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena rebound yang kuat dalam dolar dan kebangkitan kembali aktivitas bisnis Amerika Serikat, kenaikan imbal hasil obligasi, dan penguatan pasar ekuitas AS mengurangi daya tarik emas.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange diperdagangkan di kisaran ketat sepanjang Jumat (21/8/2020), menjadi ditutup naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.947 dolar AS per ounce.
Hara emas berjangka turun 23,8 dolar AS atau 1,21 persen menjadi 1.946,50 dolar AS pada Kamis (20/8/2020), setelah anjlok 42,8 dolar AS atau 2,13 persen menjadi 1.970,30 dolar AS pada Rabu (19/8/2020) dan naik 14,4 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 2.013,10 dolar AS pada Selasa (18/8/2020).
"Harga telah mengalami minggu yang fluktuatif di tengah pengaturan posisi yang lemah, penundaan perjanjian paket stimulus, kenaikan kembali dolar AS dan suku bunga riil," kata Analis Standard Chartered, Suki Cooper.
Baca juga: BI sebutkan kurs rupiah masih "undervalue", berpeluang akan menguat
Dolar menguat 0,6 persen terhadap mata uang utama saingannya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks saham AS juga naik, sementara imbal hasil obligasi AS naik tipis setelah data menunjukkan kenaikan bulan ini dalam aktivitas bisnis ke level tertinggi sejak awal 2019.
"Kami melihat beberapa data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dalam beberapa aspek, namun jelas masih ada kekhawatiran terkait pandemi, sehubungan dengan situasi ketenagakerjaan," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Sebuah laporan yang dirilis oleh National Association of Realtors menunjukkan penjualan existing homes (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah bekas) meningkat 24,7 persen menjadi 5,86 juta pada Juli, jauh lebih baik dari yang diperkirakan mengingat keadaan pandemi COVID-19.
Laporan lain yang dirilis oleh Markit menempatkan indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) di 53,6 pada Agustus, angka yang lebih baik dari yang diharapkan. Selain itu, PMI jasa menunjukkan hasil 54,8, juga lebih baik dari yang diperkirakan.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat menjelang libur panjang
Investor juga terus mencermati perkembangan seputar rancangan undang-undang bantuan Virus Corona AS setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi pada Kamis (20/8/2020) mengatakan dia menentang RUU bantuan Virus Corona yang lebih kecil.
"Kecuali aksi ambil untung lebih lanjut, kami pikir tren naik jangka panjang (untuk emas) utuh mengingat ekspektasi kami untuk pelemahan dolar AS lebih lanjut dan skala stimulus, dan kami memperkirakan suku bunga tetap rendah atau negatif," kata Cooper dari Standard Chartered.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 41,5 sen atau 1,53 persen menjadi ditutup pada 26,732 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 0,8 dolar AS atau 0,09 persen menjadi menetap pada 926,1 dolar AS per ounce.
Harga emas relatif stabil terganjal penguatan dolar, data ekonomi positif
Sabtu, 22 Agustus 2020 20:50 WIB
Hara emas berjangka turun 23,8 dolar AS atau 1,21 persen menjadi 1.946,50 dolar AS pada Kamis (20/8/2020), setelah anjlok 42,8 dolar AS atau 2,13 persen menjadi 1.970,30 dolar AS pada Rabu (19/8/2020).