Bogor (Antaranews Bogor) - Bulan Ramadhan membawa berkah bagi semua, terutama bagi pedagang takjil yang ramai diserbu pembeli, seperti yang dialami salah satu pedagang Takjil di Jalan Menteng, Kota Bogor, Jawa Barat ini belum selesai digoreng dagangannya calon pembeli sudah antri.
Mimi (28) pedagang gorengan di Jalan Semeru ini menjual aneka gorengan, bermacam mie dan kolak.
Meski baru buka pukul 16.30 WIB, tapi sekitar lima orang pembeli telah mengantri membeli gorengan yang dijualnya.
"Kalau bulan puasa gini kelimpungan layani pembeli, pesanannya banyak jadi kudu sabar menunggu," ujar Mimi pada pelanggannya.
Mimi menjual aneka gorengan seperti kroket, tahu dan tempe, bala-bala, serta bala-bala isi kacang kedelai.
Dalam satu hari Mini mampu menjual 400 kroket, 250 tahu goreng, 240 tempe, dan ratusan bala-bala.
Satu gorengan ia jual Rp700 per biji. Hampir setiap hari gorengannya laris terjual.
Selain gorengan ia juga menjual aneka hidangan mie, seperti mie glosor, mie hun goreng dan mie goreng.
Seporsi mie dijual Rp3.000 per bungkus. Sehari ia bisa menjual hingga puluhan bungkus.
Begitu juga dengan kolak yang berisi campuran pisang, ubi dan kolang kaling ia juga Rp4.000 per porsinya.
"Lumayan setiap Ramadhan ada berkahnya. Dagang inipun cukup menguntungkan," ujar Mimi.
Mimi mengaku kewalahan untuk menyedia semua dagangan miliknya karena ia hanya bekerja bersama suaminya.
Ia harus bekerja dari subuh hingga menjelang siang, membuat kroket dan adonan untuk gorengan.
Karena itu, ia tidak mampu membuka warteg miliknya karena tidak cukup tenaga untuk memasak semua hidangan.
Sehari-hari Mimi dan suaminya berjualan gorengan dan warung nasi. Pelanggannya tidak hanya anak sekolah tapi pegawai kantoran hingga rumah tangga.
Gorengan milik Mimi cukup dikenal meski berada di dalam Gang Menteng. Ini karena Mimi mempertahankan kualitas bahan gorengan dan minyak yang digunakan selalu baru.
Selama Ramadhan ini, Mimi bisa meraup untung lebih dari Rp1 juta dari berjualan gorengan, kolak dan mie.
"Lumayan lebih banyak untuk di bulan Puasa dari hari biasa," katanya.
Mimi juga merasa beruntung, tahun ini harga kebutuhan pokok masih relatif stabil sehingga ia masih bisa mendapat untung lebih.
Selama Ramadhan, Mimi berjualan hanya butuh waktu sebentar, buka pukul 16.30 WIB, dan pukul 17.00 daganganya sudah habis terjual.
"Setiap hari sudah ada yang pesan, jadi kita sisihkan buat pesanan hotel, pesanan toko-toko. Selebihnya dijual ke pembeli yang datang," kata Mimi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
Mimi (28) pedagang gorengan di Jalan Semeru ini menjual aneka gorengan, bermacam mie dan kolak.
Meski baru buka pukul 16.30 WIB, tapi sekitar lima orang pembeli telah mengantri membeli gorengan yang dijualnya.
"Kalau bulan puasa gini kelimpungan layani pembeli, pesanannya banyak jadi kudu sabar menunggu," ujar Mimi pada pelanggannya.
Mimi menjual aneka gorengan seperti kroket, tahu dan tempe, bala-bala, serta bala-bala isi kacang kedelai.
Dalam satu hari Mini mampu menjual 400 kroket, 250 tahu goreng, 240 tempe, dan ratusan bala-bala.
Satu gorengan ia jual Rp700 per biji. Hampir setiap hari gorengannya laris terjual.
Selain gorengan ia juga menjual aneka hidangan mie, seperti mie glosor, mie hun goreng dan mie goreng.
Seporsi mie dijual Rp3.000 per bungkus. Sehari ia bisa menjual hingga puluhan bungkus.
Begitu juga dengan kolak yang berisi campuran pisang, ubi dan kolang kaling ia juga Rp4.000 per porsinya.
"Lumayan setiap Ramadhan ada berkahnya. Dagang inipun cukup menguntungkan," ujar Mimi.
Mimi mengaku kewalahan untuk menyedia semua dagangan miliknya karena ia hanya bekerja bersama suaminya.
Ia harus bekerja dari subuh hingga menjelang siang, membuat kroket dan adonan untuk gorengan.
Karena itu, ia tidak mampu membuka warteg miliknya karena tidak cukup tenaga untuk memasak semua hidangan.
Sehari-hari Mimi dan suaminya berjualan gorengan dan warung nasi. Pelanggannya tidak hanya anak sekolah tapi pegawai kantoran hingga rumah tangga.
Gorengan milik Mimi cukup dikenal meski berada di dalam Gang Menteng. Ini karena Mimi mempertahankan kualitas bahan gorengan dan minyak yang digunakan selalu baru.
Selama Ramadhan ini, Mimi bisa meraup untung lebih dari Rp1 juta dari berjualan gorengan, kolak dan mie.
"Lumayan lebih banyak untuk di bulan Puasa dari hari biasa," katanya.
Mimi juga merasa beruntung, tahun ini harga kebutuhan pokok masih relatif stabil sehingga ia masih bisa mendapat untung lebih.
Selama Ramadhan, Mimi berjualan hanya butuh waktu sebentar, buka pukul 16.30 WIB, dan pukul 17.00 daganganya sudah habis terjual.
"Setiap hari sudah ada yang pesan, jadi kita sisihkan buat pesanan hotel, pesanan toko-toko. Selebihnya dijual ke pembeli yang datang," kata Mimi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014