Bogor (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan setempat telah membentuk Klinik konseling berhenti merokok yang tersebar di seluruh Puskesmas utama di wilayah tersebut.

"Saat ini sudah ada 24 konseling berhenti merokok di masing-masing Puskesmas," ujar Erny Yuniarti Staf Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bogor saat ditemui usai acara orientasi dan implementasi kawasan tanpa rokok angkutan umum di Kota Bogor, Selasa.

Erni menyebutkan, klinik konseling berhenti merokok pertama kali dibentuk di Puskesmas Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal pada tahun 2010.

Lalu pada 2012, Dinas Kesehatan melatih sejumlah tenaga kesehatan untuk menjadi tenaga konseling berhenti merokok yang akan disebar di 24 Puskesmas di Kota Bogor.

Masih-masing Puskesmas memiliki satu orang tenaga terapis atau konseling berhenti merokok yang beroperasi di jam kerja Puskesmas.

"Jadi terhitung 2012, seluruh puskesmas sudah memiliki klinik konseling berhenti merokok," ujar Erny.

Untuk bisa menggunakan fasilitas tersebut, masyarakat terutama para perokok dapat mendatangi Puskesmas utama terdekat. Hanya dengan membayar uang karcis sebesar Rp3.000, perokok akan diberikan bantuan atau konseling agar bisa berhenti merokok.

Dalam konseling tersebut menggunakan dua metode yakni totok dan motivasi agar mampu mengurangi keinginan merokok.

"Konseling dapat dilakukan setiap hari, untuk satu kali pertemuan berlangsung sekitar 30 menit atau lebih," ujar Erny.

Sejak beroperasi, lanjut Erny, klinik konseling berhenti merokok sudah melayani sejumlah perokok aktif. Namun hampir semuanya berasal dari rujukan rumah sakit karena mengalami penyakit paru yang memiliki indikasi rokok, seperti TBC, dan lainnya.

Beberapa mereka yang sudah menjalani konseling berhenti merokok di Puskesmas berhasil terlepas dari kecanduan merokok yang sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu.

Salah satu dokter yang fokus pada klinik konseling berhenti merokok adalah dr Adel yang juga kepala puskesmas Mekar Wangi. Ia sudah banyak melayani para perokok dari berbagai kalangan untuk melakukan terapis berhenti merokok.

Selain membentuk klinik konseling berhenti merokok, Dinas Kesehatan Kota Bogor juga sudah membentuk klinik penanggulangan dampak asap rokok. Maksudnya perokok pasif dapat memeriksakan dirinya, ke puskesmas tersebut untuk mengetahui seberapa besar ia terpapar asap rokok.

"Karena bahaya merokok tidak hanya bagi pengisapnya, tapi orang sekitar yang terpapar asap rokok juga ikut terkena dampaknya," ujar Erny.

Erny menambahkan, selama ini klinik konseling berhenti merokok baru melayani pasien yang datang dari rujukan sejumlah rumah sakit atau puskesmas pembantu karena mengalami penyakit dibagian paru.

"Kami mengharapkan kedepan, masyarakat khususnya perokok dengan penuh kesadaran datang ke puskesmas untuk dibantu agar bisa berhenti merokok. Ini harapan kami, karena selama ini kesadaran masyarakat untuk mencoba berhenti merokok masih belum, jadi kami sangat siap membantu masyarakat yang ingin terlepas dari candu rokok," ujarnya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014