Bogor (Antara) - Wali Kota Bogor Diani Budiarto menyebutkan kemiskinan merupakan persoalan yang masih terjadi di Indonesia, sehingga pengentasan terhadap orang miskin merupakan perjuangan baru bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

"Sampai saat ini kemakmuran hidup memang belum dapat dirasakan dan dinikmati oleh semua orang, kemiskinan masih mendera jutaan saudara-saudara kita sebangsa di berbagai desa, di banyak kampung dan kota-kota besar," kata Wali Kota saat membacakan pidatonya dalam upacara memperingati hari kemerdekaan ke-68 RI di Lapangan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Wali Kota menyebutkan, pada usia 68 tahun Indonesia merdeka masih menyisakan pekerjaan rumah di antaranya persoalan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu diperlukan perjuangan supaya kesejahteraan hidup bisa dinikmati secara merata dan secara adil oleh setiap orang di negeri ini. Sebab, sampai saat ini, kemakmuran hidup belum dapat dirasakan oleh semua orang.

Dikatakannya, masih banyak masyarakat yang hidup dalam kesulitan, tidak mendapatkan upah yang layak, rumah yang layak serta pelayanan kesehatan dan pendidikan yang belum memadai.

Oleh karena itu, lanjut Wali Kota, pengentasan kemiskinan menjadi bentuk perjuangan baru bangsa Indonesia dalam memerdekakan masyarakat miskin dan lemah dari himpitan ekonomi.

"Kita harus memiliki kemauan dan langkah serta semangat yang sama untuk mampu mendobrak bongkahan kemiskinan dan keterbelakangan yang menghimpit sebagian masyarakat," katanya.

Menurut Wali Kota banyak upaya yang bisa dilakukan masyarakat dalam memperjuangkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup bangsa yakni dengan bekerja keras, tekun dan disiplin.

"Marilah kita bangkitkan semangat hidup bekerja keras, apa yang dilakukan dengan semangat berinovasi, semangat berkreasi, dan memberikan kemamfaatan hidup bagi orang lain dan semangat berkreatifitas untuk menghasilkan karya-karya yang gemiliang," ujarnya.

Sementara itu, peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI ditandai dengan upacara pengibaran bendara merah putih yang dilaksanakan di Lapangan Sempur, Kota Bogor.

Upacara bendara ini diikuti ribuan peserta yang berasal dari semua kalangan mulai dari jajaran pemerintahan, Muspida, pelajar, perguruan tinggi, anggota TNI, Polri, dan seluruh komponen masyarakat.

Sekitar 36 orang Pasukan Pengibar Bendera berhasil dengan sukses mengibarkan duplikat bendera pusaka. Peringatan HUT RI ke-68, digenapi dengan peringatan detik-detik proklamasi yang ditandai dengan bunyi sirine tepat pukul 10.00 WIB.

Ratusan warga disekitar Lapangan Sempur menyaksikan seksama jalannya upacara. Bahkan, ketika Sang Saka Merah Putih dikibarkan dan sirine bunyikan untuk mengenang detik-detik Proklamasi para pengguna jalan yang melintas di Jalan Jalak Harupat Sempur ikut menghentikan aktivitasnya.

Upacara peringatan detik-detik proklamasi ini dihadiri Wakil Wali Kota Bogor Achmad Ru`yat, jajaran Muspimwil dan Muspida.

Rangkaian upacara diawali dengan pembacaan Teks Pancasila oleh Kapolres Bogor AKBP Bahtiar Ujang Purnama, selanjutnya teks UUD 1945 oleh Kepala Kejaksanaan Negeri Bogor Yudhi Sutoto, sedangkan Teks Proklamasi dibacakan oleh Ketua DPRD Kota Bogor Mufti Faoqi.

Sejumlah pasukan yang ikut dalam upacara yakni pasukan bersenjata meliputi Denpom III/SLW. I Bogor, Pom AU, Yon 23 Grup II Kopasus, Yonif 315/Garuda, Pusdikzi Bogor, TNI Lanud ATS, Resmon II Pelopor dan Polres Bogor Kota.

Sedangkan pasukan tidak bersenjata Korem 061/Suryakancana, Kodim 0606/Bogor, Satpol PP, DLLAJ, Linmas, dan Kisus Natadani Korpri, KNPI/OKP, Pramuka, PMR/KSR, pelajar dan Paskibraka Sekolah.

Hadir pula sejumlah tokoh seperti tokoh pejuang, tokoh agama, masyarakat Kota Bogor, ketua Organisasi Kejuangan, pimpinan SKPD, camat dan lurah se-Kota Bogor juga tampak memenuhi kursi undangan.


Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013