Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bun Joi Phiau menyebutkan, wacana menjadikan Jakarta Utara (Jakut) sebagai proyek percontohan pengelolaan sampah nasional harus benar-benar dikelola dengan lebih baik lagi dibandingkan RDF Plant Rorotan yang kini masih menjadi persoalan.

"Kita harus benar-benar mengawasi wacana untuk menjadikan Jakarta Utara sebagai proyek percontohan pengelolaan sampah nasional," kata Bun Joi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa proyek pengelolaan sampah nasional harus mempertimbangkan baik kenyamanan maupun kesehatan warga, sehingga gangguan seperti bau sampah, lalu lintas truk sampah, serta asap pembakaran harus dikurangi.

Dia memperingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada pengalaman sebelumnya dalam membangun Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan sebagai solusi mengurangi sampah di ibu kota.

Baca juga: KLH beri sanksi pengelola Pantai Indah Kapuk guna pastikan pengelolaan sampah mandiri
Baca juga: DLH DKI Jakarta sebut pengelolaan sampah RDF bisa kurangi mikroplastik

"Pemprov DKI harus belajar dari pengalaman sebelumnya. Salah satunya menyangkut RDF Plant yang setelah dibangun sekarang ini malah mendapatkan pertentangan dari masyarakat sekitar. Jangan sampai hal seperti ini terulang kembali," ujarnya.

Dalam menjadikan Jakarta Utara sebagai proyek percontohan pengelolaan sampah nasional, kata dia, Pemprov DKI harus mengurangi dampaknya terhadap para warga sekecil-kecilnya.

"Kalau misalkan jadi membangun PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) nantinya, jangan sampai dibangun dekat kawasan perumahan. Karena warga pasti akan terganggu oleh bau sampah, lalu lintas truk sampah di jam-jam sibuk, dan polusi asap pembakaran di udara," kata Bun Joi.

Baca juga: KLH beri waktu 3 bulan hotel di Bali dan Jakarta kategori merah PROPER selesaikan isu sampah

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Wakil Wali Kota Jakarta Utara Fredy Setiawan mengatakan Jakarta Utara menjadi proyek percontohan atau pilot project road map pengelolaan sampah nasional sehingga penanganan sampah harus dilakukan dengan tata kelola yang baik dan melibatkan seluruh pihak.

“Fokus penanganan sampah mencakup penanganan sampah dari hulu, tengah, hingga hilir,” kata Fredy saat melakukan sosialisasi program Circular Innovation for Transformation Responsible Action (CITRA) Indonesia di Jakarta, Senin (15/12).

Program tersebut, sambung dia, dilakukan melalui peningkatan pemilahan sampah di sumber, baik rumah tangga maupun sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka), serta penguatan peran bank sampah dan tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R).

Pewarta: Khaerul Izan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025