Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Sebanyak 82 warga Kampung Bantarjati Atas, Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor, Jawa Barat, menerima sertifikat penyambungan listrik untuk masyarakat tidak mampu melalui program BUMN Hadir Untuk Negeri, Minggu.
Penyerahan sertifikat ini dilakukan di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo melihat penyambungan listrik gratis melalui Sinergi BUMN di kelurahan tersebut.
Rohminiar (48) janda tiga orang anak ini sudah hampir 28 tahun hidup menyambung listrik dari rumah orang tuanya atau nyantol. Kini bisa tersenyum lega karena sudah punya listrik sendiri.
"Dulu waktu masih nebeng, pemakaian terbatas, tidak bisa bebas. Kalau mau masak nasi harus laporan dulu, harus ada yang dimatiin dulu, supaya bebannya kuat, kalau tidak suka ngejepret," kata Rohmaniar.
Sejak menjanda selama 21 tahun, Rohamniar bekerja jualan es di warung depan rumahnya yang berukuran sekitar 4x5 meter. Rumah berlantai dua tersebut hanya memiliki ruang tamu yang menyatu dengan dapur, sedangkan ruang tidur ada di lantai atas dengan ukuran yang sama.
Menurutnya, selama menyambung listrik dari rumah ibunya, setiap bulan biaya pemakaian listrik dibayar patungan. Listrik dengan daya 900 watt itu dipakai oleh tiga rumah, dia dan kakaknya, serta ibunya. Sebulan ia membayar sampai Rp300 ribu.
"Saya biasa bayar Rp300 ribu per bulan. Kalau sekarang sejak punya listrik sendiri, pakai token, baru diisi 50 ribu sejak Agustus belum habis," katanya.
Hal senada juga dirasakan oleh Aji Rajiman (48) yang tinggal dirumah berukuran 2x3 meter menyambung dengan rumah ibu mertuanya.
Pria yang berprofesi sebagai penjaga rumah ini berpenghasilan Rp 1 juta per bulan, memiliki dua anak yang masih berstatus pelajar.
Selama 22 tahun merasakan listrik menyambung dari rumah mertua, sebulan bayar patungan sebesar Rp100 ribu.
Manajer PLN area Bogor, Widodo menyebutkan, penyambungan listrik gratis bagi masyarkat tidak mampu merupakan program Sinergi 34 BUMN dalam rangka BUMN hadir untuk negeri.
Ia mengatakan tahap awal program ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Dengan total sasaran sambungan 130.248 di delapan kabupaten kota. Sampai dengan Desember ini sudah ada 60.741 rumah yang tersambung dan teraliri listrik.
"Untuk wilayah Bogor kota dan kabupaten, totalnya sudah 8.034 rumah yang tersambung. Khusus di Kota Bogor ada 1.942 rumah," kata Widodo.
Widodo menambahkan, listrik yang digunakan oleh masyarkaat tidak mampu melalui penyambungan listrik gratis ini adalah listrik bersubsidi. Biaya yang dibayar oleh warga yang memiliki sambungan listrik langsung dari PLN jauh lebih murah dibanding nyantol atau levering.
Beban tersambung dari PLN 450 va bisa digunakan untuk lampu penerang, penanak nasi (rice cooker), televisi dan seterika. Dengan biaya perbulan kurang lebih Rp30 ribu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Penyerahan sertifikat ini dilakukan di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo melihat penyambungan listrik gratis melalui Sinergi BUMN di kelurahan tersebut.
Rohminiar (48) janda tiga orang anak ini sudah hampir 28 tahun hidup menyambung listrik dari rumah orang tuanya atau nyantol. Kini bisa tersenyum lega karena sudah punya listrik sendiri.
"Dulu waktu masih nebeng, pemakaian terbatas, tidak bisa bebas. Kalau mau masak nasi harus laporan dulu, harus ada yang dimatiin dulu, supaya bebannya kuat, kalau tidak suka ngejepret," kata Rohmaniar.
Sejak menjanda selama 21 tahun, Rohamniar bekerja jualan es di warung depan rumahnya yang berukuran sekitar 4x5 meter. Rumah berlantai dua tersebut hanya memiliki ruang tamu yang menyatu dengan dapur, sedangkan ruang tidur ada di lantai atas dengan ukuran yang sama.
Menurutnya, selama menyambung listrik dari rumah ibunya, setiap bulan biaya pemakaian listrik dibayar patungan. Listrik dengan daya 900 watt itu dipakai oleh tiga rumah, dia dan kakaknya, serta ibunya. Sebulan ia membayar sampai Rp300 ribu.
"Saya biasa bayar Rp300 ribu per bulan. Kalau sekarang sejak punya listrik sendiri, pakai token, baru diisi 50 ribu sejak Agustus belum habis," katanya.
Hal senada juga dirasakan oleh Aji Rajiman (48) yang tinggal dirumah berukuran 2x3 meter menyambung dengan rumah ibu mertuanya.
Pria yang berprofesi sebagai penjaga rumah ini berpenghasilan Rp 1 juta per bulan, memiliki dua anak yang masih berstatus pelajar.
Selama 22 tahun merasakan listrik menyambung dari rumah mertua, sebulan bayar patungan sebesar Rp100 ribu.
Manajer PLN area Bogor, Widodo menyebutkan, penyambungan listrik gratis bagi masyarkat tidak mampu merupakan program Sinergi 34 BUMN dalam rangka BUMN hadir untuk negeri.
Ia mengatakan tahap awal program ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Dengan total sasaran sambungan 130.248 di delapan kabupaten kota. Sampai dengan Desember ini sudah ada 60.741 rumah yang tersambung dan teraliri listrik.
"Untuk wilayah Bogor kota dan kabupaten, totalnya sudah 8.034 rumah yang tersambung. Khusus di Kota Bogor ada 1.942 rumah," kata Widodo.
Widodo menambahkan, listrik yang digunakan oleh masyarkaat tidak mampu melalui penyambungan listrik gratis ini adalah listrik bersubsidi. Biaya yang dibayar oleh warga yang memiliki sambungan listrik langsung dari PLN jauh lebih murah dibanding nyantol atau levering.
Beban tersambung dari PLN 450 va bisa digunakan untuk lampu penerang, penanak nasi (rice cooker), televisi dan seterika. Dengan biaya perbulan kurang lebih Rp30 ribu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018