Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Warga di kawasan wisata Hutan Bambu, Kampung Bekasi Jati, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, telah terbebas dari ancaman banjir akibat luapan Kali Bekasi setelah rampungnya proyek pembuatan sipon DKI Jakarta.
"Sejak proyek sipon di Bendung Kali Bekasi ini selesai, banjir di lingkungan kami sudah tidak ada lagi sejak 2017," kata warga RT04 RW25 Bekasi Jati, Susanto (45) di Bekasi,Sabtu.
Menurut dia, banjir selama ini dialami sekitar 400 kepala keluarga di kawasan itu setiap musim hujan tiba, akibat penyempitan arus sungai selama proses pembuatan sipon pada kurun 2015-2016.
Namun sejak proyek pemisahan air baku Kalimalang dan Kali Bekasi untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jakarta itu rampung, banjir pun sudah tidak pernah lagi melanda kawasan wisata tersebut.
Selain pengaruh sipon, bebasnya kawasan itu dari banjir juga dipicu lokasi Hutan Bambu yang hanya berjarak 300 meter dari Bendung Kali Bekasi.
"Sehingga arus sungai langsung tersedot bendungan, tidak sampai limpas meski pun debit dari hulu Sungai Cileungsi tinggi," katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bekasi Zarkasih mengatakan kawasan wisata Hutan Bambu telah diperkuat bantarannya dengan akar tanaman bambu guna mengantisipasi erosi sungai.
"Ada ribuan batang bambu yang sudah kita tanam sejak 2014. Fungsinya agar akar tanaman itu mengikat bantaran untuk mengangisipasi longsor," katanya.
Sejak kawasan itu ditetapkan menjadi destinasi wisata air oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada dua pekan lalu, pihaknya secara bertahap mulai membenahi kawasan itu.
"Kita lagi benahi kelestarian alamnya untuk diperbagus lagi sarana dan prasarananya," katanya.
Hingga kini, penataan objek wisata baru pada berkisar 60 persen yang terdiri atas pendirian 10 unit saung bambu, taman sebanyak lima titik, penakaran burung hingga pengecatan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sejak proyek sipon di Bendung Kali Bekasi ini selesai, banjir di lingkungan kami sudah tidak ada lagi sejak 2017," kata warga RT04 RW25 Bekasi Jati, Susanto (45) di Bekasi,Sabtu.
Menurut dia, banjir selama ini dialami sekitar 400 kepala keluarga di kawasan itu setiap musim hujan tiba, akibat penyempitan arus sungai selama proses pembuatan sipon pada kurun 2015-2016.
Namun sejak proyek pemisahan air baku Kalimalang dan Kali Bekasi untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jakarta itu rampung, banjir pun sudah tidak pernah lagi melanda kawasan wisata tersebut.
Selain pengaruh sipon, bebasnya kawasan itu dari banjir juga dipicu lokasi Hutan Bambu yang hanya berjarak 300 meter dari Bendung Kali Bekasi.
"Sehingga arus sungai langsung tersedot bendungan, tidak sampai limpas meski pun debit dari hulu Sungai Cileungsi tinggi," katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bekasi Zarkasih mengatakan kawasan wisata Hutan Bambu telah diperkuat bantarannya dengan akar tanaman bambu guna mengantisipasi erosi sungai.
"Ada ribuan batang bambu yang sudah kita tanam sejak 2014. Fungsinya agar akar tanaman itu mengikat bantaran untuk mengangisipasi longsor," katanya.
Sejak kawasan itu ditetapkan menjadi destinasi wisata air oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada dua pekan lalu, pihaknya secara bertahap mulai membenahi kawasan itu.
"Kita lagi benahi kelestarian alamnya untuk diperbagus lagi sarana dan prasarananya," katanya.
Hingga kini, penataan objek wisata baru pada berkisar 60 persen yang terdiri atas pendirian 10 unit saung bambu, taman sebanyak lima titik, penakaran burung hingga pengecatan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018