Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) merasa jalur seperti Sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) selama ini banyak memberikan untuk siswa dengan prestasi akademik cemerlang. Namun, belum ada jalur yang secara khusus menfasilitasi siswa yang memiliki kemampuan kepemimpinan (leadership) yang sangat baik. Oleh karena itu di tahun 2018 ini IPB menambah jalur penerimaan mahasiswa baru yang disebut jalur Ketua OSIS.
IPB memiliki komitmen besar dalam mencetak pemimpin-pemimpin bangsa, komitmen itu diwujudkan melalui sejumlah langkah dan proses yang sistematis. Salah satunya jalur baru seleksi masuk IPB lewat jalur Ketua OSIS. Jalur khusus Ketua OSIS atau jalur talenta kepemimpinan merupakan salah satu terobosan baru IPB. Ada 1.288 Ketua OSIS yang melamar melalui jalur ini.
Chandra Akbar, lulusan SMAN 17 Makasar, Sulawesi Selatan ini kini resmi menjadi mahasiswa IPB setelah melakukan registrasi tahap II di Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga (8/8). Chandra berhasil menjadi mahasiswa baru di Sekolah Bisnis IPB melalui jalur Ketua OSIS yang baru tahun ini dibuka oleh IPB.
Chandra adalah satu dari 137 Ketua OSIS dari seluruh Indonesia yang menjadi calon mahasiswa IPB. Mereka berasal dari Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, DIY Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Anak keempat dari lima bersaudara ini mengatakan bahwa Jalur Ketua OSIS merupakan satu-satunya jalur yang ia tempuh untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Chandra yakin akan diterima di IPB sehingga dia tidak mencoba mendaftar ke PTN lain.
“Orang tua saya ingin saya melanjutkan kuliah ke jurusan bisnis. Alhamdulillah IPB buka Sekolah Bisnis dan ada jalur masuk khusus untuk Ketua OSIS,” ujar Juara Umum Paskibraka tingkat provinsi ini.
Menurutnya IPB sebagai salah satu PTN yang bergengsi ingin meningkatkan input dan ouput mahasiswanya. IPB melihat masyarakat perlu kehadiran pemimpin-pemimpin muda, jadi IPB buka Jalur Ketua OSIS dimana calon pelamarnya sudah punya potensi kepemimpinan. “Tentu di IPB kami akan mendapatkan gemblengan agar jiwa pemimpin yang sudah ada menjadi lebih siap dan kuat dalam menghadapi persoalan bangsa ke depan. Dan kami siap mengemban amanah ini,” tuturnya.
Selain Chandra, ada juga Ingwaey Gianta Pratama, Ketua OSIS di SMAN 1 Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Anak pertama dari tiga bersaudara ini berhasil menjadi mahasiswa di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB.
“IPB saat ini sedang menyiapkan kader pemuda masa depan. Ini (Jalur Ketua OSIS) penting, karena banyak Ketua OSIS yang punya potensi jadi leader kadang harus terhenti bakatnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya bangga sekali bisa masuk IPB melalui Jalur Ketua OSIS,” ujarnya.
Saat duduk di bangku SMA, Ingwaey Gianta Pratama atau Tata ini pernah menjadi The Best Guitaris, menjadi finalis grup nasyid tingkat nasional dan menjadi panitia di berbagai ajang nasional. “Dalam setiap kepengurusan, saya selalu terpilih menjadi ketuanya,” ujarnya.(zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
IPB memiliki komitmen besar dalam mencetak pemimpin-pemimpin bangsa, komitmen itu diwujudkan melalui sejumlah langkah dan proses yang sistematis. Salah satunya jalur baru seleksi masuk IPB lewat jalur Ketua OSIS. Jalur khusus Ketua OSIS atau jalur talenta kepemimpinan merupakan salah satu terobosan baru IPB. Ada 1.288 Ketua OSIS yang melamar melalui jalur ini.
Chandra Akbar, lulusan SMAN 17 Makasar, Sulawesi Selatan ini kini resmi menjadi mahasiswa IPB setelah melakukan registrasi tahap II di Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga (8/8). Chandra berhasil menjadi mahasiswa baru di Sekolah Bisnis IPB melalui jalur Ketua OSIS yang baru tahun ini dibuka oleh IPB.
Chandra adalah satu dari 137 Ketua OSIS dari seluruh Indonesia yang menjadi calon mahasiswa IPB. Mereka berasal dari Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, DIY Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Anak keempat dari lima bersaudara ini mengatakan bahwa Jalur Ketua OSIS merupakan satu-satunya jalur yang ia tempuh untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Chandra yakin akan diterima di IPB sehingga dia tidak mencoba mendaftar ke PTN lain.
“Orang tua saya ingin saya melanjutkan kuliah ke jurusan bisnis. Alhamdulillah IPB buka Sekolah Bisnis dan ada jalur masuk khusus untuk Ketua OSIS,” ujar Juara Umum Paskibraka tingkat provinsi ini.
Menurutnya IPB sebagai salah satu PTN yang bergengsi ingin meningkatkan input dan ouput mahasiswanya. IPB melihat masyarakat perlu kehadiran pemimpin-pemimpin muda, jadi IPB buka Jalur Ketua OSIS dimana calon pelamarnya sudah punya potensi kepemimpinan. “Tentu di IPB kami akan mendapatkan gemblengan agar jiwa pemimpin yang sudah ada menjadi lebih siap dan kuat dalam menghadapi persoalan bangsa ke depan. Dan kami siap mengemban amanah ini,” tuturnya.
Selain Chandra, ada juga Ingwaey Gianta Pratama, Ketua OSIS di SMAN 1 Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Anak pertama dari tiga bersaudara ini berhasil menjadi mahasiswa di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB.
“IPB saat ini sedang menyiapkan kader pemuda masa depan. Ini (Jalur Ketua OSIS) penting, karena banyak Ketua OSIS yang punya potensi jadi leader kadang harus terhenti bakatnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya bangga sekali bisa masuk IPB melalui Jalur Ketua OSIS,” ujarnya.
Saat duduk di bangku SMA, Ingwaey Gianta Pratama atau Tata ini pernah menjadi The Best Guitaris, menjadi finalis grup nasyid tingkat nasional dan menjadi panitia di berbagai ajang nasional. “Dalam setiap kepengurusan, saya selalu terpilih menjadi ketuanya,” ujarnya.(zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018