Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan waktu selama dua pekan ke depan untuk mendeteksi sumber pencemaran Kali Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu yang rutin terjadi setiap pekan.

"Hari ini kami menindaklanjuti laporan dari warga RW11 Perumahan Bumi Bekasi Baru IV bahwa di Jembatan 18 Blok D sering terjadi perubahan warna air di kali Bojongmenteng, diduga akibat tercemar limbah," kata Kepala Dinas LH Kota Bekasi Jumhana Luthfi di Bekasi.

Hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pihaknya ke lokasi pencemaran diketahui ada perubahan warna hitam pekat diserai bau tidak sedap setiap Jumat, Sabtu atau Minggu.

"Makanya kita lakukan pengecekan ke lokasi untuk ambil sampel," katanya.

Pihaknya melibatkan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) untuk mengambil sampel air yang diduga terkontaminasi limbah untuk dicocokan hasilnya dengan sampel limbah pabrik di bagian hulunya.

"Kami libatkan Tim URC untuk melakukan pengambilan sampel air dan mewawancarai warga sekitar untuk mengetahui sumber pencemaran," katanya.

Menurut dia, warga setempat berpendapat kalau pencemaran ini diduga akibat banyaknya aktovotas produksi pabrik di sekitar hulu Kali, seperti PT Oleo Nabati produsen minyak goreng Sunco, PT Jeil Indonesia produsen sablon, Taxi Blue Bird, laundry rumahan dan pabrik pengecatan body mobil.

"Pabrik itu berdomisili di Jalan Raya Narogong. Hari ini kita cek satu per satu. Yang kita curigai ada perilaku pengolahan operasional Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) yang tidak sesuai dengan aturan. Sebab kalau warnanya hitam berarti ada limbah yang tersimpan," katanya.

Pihaknya curiga, bahwa limbah tersebut sengaja dibuang oleh oknum pengusaha ke Kali Bojongmenteng saat warga tengah beraktivitas libur Paskah pekan lalu.

Baca juga: Pencemaran saluran air perumahan Rawalumbu sedang ditelusuri

"Saya curiga saat pegawai libur kemarin, dia buka pembuangan ke kali ini. Di rawalumbu kejadian sebentar, sore hari kelurahan dan LH ke sana sudah bersih. Kita masih kucing-kucingan sampai saat ini," katanya.

Namun demikian, pihaknya telah mengambil satu per satu sampel limbah cair dari pabrik yang tersebut untuk dicocokan hasilnya dengan uji laboratorium air kali yang tercemar.

"Hasil laboratorium akan keluar dua pekan ke depan. Hari ini mereka sudah perlihatkan fakta dan kita ambil sampel. Kalau berbuih kemungkinan laundry rumah tangga, tapi kemarin warna hitam, bisa jadi laundry Industri bisa juga limbah pabrik," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018