Guru Besar Tetap bidang Ilmu Geografi Lingkungan Kebencanaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Tito Latif Indra mengatakan kekuatan teknologi khususnya teknologi geospasial mampu mengatasi tantangan kebencanaan di Indonesia.

“Salah satu kekuatan terbesar yang dapat kita maksimalkan adalah kekuatan teknologi geospasial. Perkembangan teknologi geospasial yang pesat dapat dioptimalkan menjadi salah satu alat utama dalam manajemen bencana di Indonesia,” kata Prof Tito di Depok, Kamis.

Saat ini, perkembangan teknologi geospasial telah mencapai tahap penggunaan platform cloud computing atau komputasi awan dalam proses pemetaan dan pengolahan data. Salah satu platform tersebut adalah Google Earth Engine (GEE). GEE adalah platform cloud computing yang memuat kumpulan big data spasial citra satelit selama lebih dari 40 tahun dengan kinerja komputasi tinggi yang diluncurkan pada tahun 2010.

Baca juga: Guru Besar UI: Pemodelan spasial dukung pembangunan

Platform ini mengelaborasikan big data, cloud computing, dan artificial intelligence dalam proses analisis spasial dan bersifat open access platform.

“Secara keseluruhan teknologi geospasial bukan hanya sekadar peta. Ia adalah kekuatan teknologi yang mampu mengintegrasikan data ruang dengan berbagai dimensi risiko dan resiliensi," katanya.

Teknologi ini memungkinkan kita tidak hanya memahami ancaman secara lebih mendalam, tetapi juga merancang langkah mitigasi dan adaptasi yang lebih efektif.

"Dalam konteks Indonesia yang rawan bencana, penguasaan teknologi ini bukan lagi sebuah opsi, melainkan kebutuhan mendesak untuk melindungi masyarakat dan lingkungan,” ujar Prof Tito.

Baca juga: Guru Besar UI kaji peran teknologi 3D di bidang bedah mulut

Ia menekankan, dalam menghadapi tantangan kebencanaan yang kian kompleks, semua pihak harus mampu mengintegrasikan tiga elemen utama, yaitu ruang, risiko, dan resiliensi.

Pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik ruang atau wilayah yang rawan bencana, pemetaan risiko yang tepat, serta penguatan kapasitas resiliensi masyarakat adalah kunci utama dalam merancang strategi mitigasi yang lebih efektif dan adaptif.

“Penelitian dan pengabdian saya selama ini berfokus pada upaya untuk menghubungkan ketiga elemen ini dalam konteks nyata," katanya.

"Dengan riset yang mendalam, saya bersama tim mencoba memberikan solusi berbasis data yang dapat memperkuat ketangguhan masyarakat dan meminimalisir dampak bencana. Namun riset semata tidak cukup tanpa adanya implementasi langsung yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya," tambah dia.

Oleh karena itu, penting untuk berkolaborasi lebih erat dalam merancang kebijakan kebencanaan yang responsif dan berbasis pada pemahaman ruang, risiko, dan resiliensi yang sinergis.

Baca juga: Guru besar UI: Indonesia miliki potensi pengembangan komposit hijau

Baca juga: Guru Besar UI: Perkembangan kemajuan teknologi beri solusi kebutuhan masyarakat

 




 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025