Sebagai institusi yang mendalami bidang keilmuwan peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat sebuah program pelatihan yang diberi nama Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). 

SPR didirikan pada 28 lokasi di sebelas kabupaten. IPB mengirimkan pendamping atau fasilitator dalam membantu tugas Dinas Peternakan setempat.

"Bekerja sama dengan LPPM-IPB (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat-IPB) melakukan kegiatan pembelajaran secara aplikatif, partisipatif, sistematis, dan terstruktur. Itu dilakukan agar tercapai kemandirian serta kedaulatan peternak rakyat dengan cara pemberian akses informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan kendali produksi dan pasca produksi ternak," demikian kata Dara Melisa, selaku fasilitator kegiatan.

Dari sekian tempat yang merupakan SPR IPB, Pasuruan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang memiliki potensi peternakan tinggi dalam pengembangan ternak ruminansia besar seperti sapi potong dan sapi perah. 

SPR IPB di Kabupaten Pasuruan terpusat di Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Tutur. Keduanya mendapat perhatian lebih dari Dinas Pertanian setempat. 

Selain itu, kedua kecamatan ini memenuhi syarat untuk berdirinya SPR. Di daerah tersebut memiliki jumlah indukan sebanyak seribu ekor serta jantan seratus ekor yang tersebar Desa Sekarmojo, Sumberejo, Desa Cendono dan Desa Kalipucang.

Kecamatan tersebut juga memiliki kekayaan beranekaragam tanaman pertanian, perkebunan dan hutan, sehingga perlu dikembangkan jenis sapi berbeda. 

Peternak di Purwosari sebagian besar mengembangkan sapi potong jenis limousin, sinemental dan peranakan ongole. Kecamatan Tutur didominasi sapi perah jenis Frisien Holstein. 

Kedua kecamatan tersebut sebagian besar bekerja sebagai petani dan peternak sehingga banyak masyarakat yang memelihara sapi sebagai salah satu mata pencaharian mereka.

"Kegiatan yang dilaksanakan selama empat bulan ini terdiri atas beberapa kegiatan. Pendampingan dua bulan awal pada SPR Sumber Sekar Cendana menyangkut persiapan deklarasi SPR. Sosialisasi kembali memperjelas tentang SPR kepada peternak dan pendampingan tim ahli Safari Klinik Nusantara IPB," kata Dara.

Pendampingan dua bulan terakhir pada SPR Bangkit Bersama menyangkut persiapan kampung susu dan penguatan kelembagaan di pengurus SPR (GPPT). 

Fasilitator melibatkan mahasiswa IPB Goes to Field (IGTF) dalam kegiatan safari klinik serta pelatihan pembuatan kompos, dan pembuatan sumber pakan karya nutrisi. 

Sedangkan di Kecamatan Tutur, fasilitator mempersiapkan Kecamatan ini untuk dijadikan sebuah agroeducation (pendidikan pertanian) yang diberi nama "Kampung Susu". 

Selain menjadi salah satu tempat wisata alam, diharapkan para wisatawan yang datang ke kampung tersebut dapat merasakan pegalaman memerah sapi, proses produksi susu serta mencicipi hasil olahan susu.

Diharapkan dengan berdirinya SPR dapat memberikan manfaat terhadap peternak sehingga para peternak lokal merasa lebih diperhatikan  Dinas Peternakan dan dapat menjadi peternak mandiri. (gg/ris)

Pewarta: Tim Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017