London (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Wali Kota London Sadiq Khan menilai serangan di pusat Kota London pada Sabtu malam adalah "serangan yang disengaja dan pengecut ", serta mengatakan akan turut terlibat dalam pertemuan keamanan dengan Perdana Menteri Theresa May pada Minggu.
"Kami belum tahu detailnya, tapi ini adalah serangan disengaja dan pengecut yang menyerang warga dan pengunjung London yang tidak bersalah," kata Khan.
"Saya mengutuknya dengan istilah sekuat mungkin. Tidak ada pembenaran apapun untuk aksi biadab semacam itu," tambahnya.
Sejumlah terduga militan mengendarai sebuah van dengan kecepatan tinggi lalu menyeruduk pejalan kaki di Jembatan London sebelum melakukan penusukan pada Sabtu, di jalan dan di bar terdekat, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai lebih dari 30 lainnya.
Polisi bersenjata bergegas ke tempat kejadian dan menembak mati tiga pria penyerang itu di area Pasar Borough dekat jembatan, pihak berwenang memperingatkan warga London melalui akun Twitter untuk "berlari, bersembunyi, memberi tahu" jika mereka terjebak dalam kekerasan.
Serangan tersebut terjadi beberapa hari menjelang pemilihan umum 8 Juni dan kurang dari dua minggu setelah seorang pelaku bom bunuh diri membunuh 22 orang di sebuah konser pop penyanyi AS Ariana Grande di Manchester, Inggris Utara. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab secara langsung atas serangan ini.
"Sayangnya, enam orang tewas di samping ketiga pelaku penyerang yang ditembak mati oleh polisi," kata Mark Rowley, petinggi petugas antiteror Inggris. Dia mengatakan bahwa ketiga penyerang itu memakai rompi peledak yang tampak seperti itu namun ternyata itu tidak benar.
BBC menunjukkan sebuah foto memperlihatkan dua orang yang kemungkinan pelaku penyerangan London ditembak oleh polisi, salah satunya memiliki tabung yang diikat di tubuhnya.
Beberapa jam setelah serangan, daerah tersebut tetap tertutup dan dijaga oleh petugas polisi dan kontrateror bersenjata.
Layanan ambulan London mengatakan bahwa lebih dari 30 orang telah dilarikan ke rumah sakit di sekitar kota. Tiga rumah sakit besar di London tertutup aksesnya agar pasien dan petugas tetap aman.
Seorang wartawan Reuters mengatakan beberapa saat setelah serangan terjadi bahwa dia mendengar suara dentuman keras di dekat area Pasar Borough, namun tampaknya dentuman itu telah dikendalikan oleh petugas keamanan.
Jalan-jalan di sekitar Jembatan London dan Pasar Borough, di distrik yang penuh dengan bar dan restoran, tentu ramai dengan orang-orang yang menghabiskan waktu di luar pada Sabtu malam.
Saksi mata menggambarkan sebuah mobil van putih yang menyeruduk pejalan kaki di dekat Jembatan London dan menabrak beberapa orang.
"Sepertinya dia menyasar sekelompok orang. Saya terdiam karena saya tidak tahu harus berbuat apa," kata Mark Roberts (53), seorang konsultan manajemen, kepada Reuters. Dia melihat setidaknya enam orang tergeletak setelah van berbelok dan menyeruduk trotoar.
"Itu menggemparkan," katanya.
eorang sopir taksi mengatakan kepada BBC bahwa tiga orang keluar dari van dengan pisau panjang dan "berjalan secara acak di sepanjang Jalan Raya Borough dan menusuk orang," terangnya.
Penerjemah:G.N.C. Aryani/Santoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kami belum tahu detailnya, tapi ini adalah serangan disengaja dan pengecut yang menyerang warga dan pengunjung London yang tidak bersalah," kata Khan.
"Saya mengutuknya dengan istilah sekuat mungkin. Tidak ada pembenaran apapun untuk aksi biadab semacam itu," tambahnya.
Sejumlah terduga militan mengendarai sebuah van dengan kecepatan tinggi lalu menyeruduk pejalan kaki di Jembatan London sebelum melakukan penusukan pada Sabtu, di jalan dan di bar terdekat, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai lebih dari 30 lainnya.
Polisi bersenjata bergegas ke tempat kejadian dan menembak mati tiga pria penyerang itu di area Pasar Borough dekat jembatan, pihak berwenang memperingatkan warga London melalui akun Twitter untuk "berlari, bersembunyi, memberi tahu" jika mereka terjebak dalam kekerasan.
Serangan tersebut terjadi beberapa hari menjelang pemilihan umum 8 Juni dan kurang dari dua minggu setelah seorang pelaku bom bunuh diri membunuh 22 orang di sebuah konser pop penyanyi AS Ariana Grande di Manchester, Inggris Utara. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab secara langsung atas serangan ini.
"Sayangnya, enam orang tewas di samping ketiga pelaku penyerang yang ditembak mati oleh polisi," kata Mark Rowley, petinggi petugas antiteror Inggris. Dia mengatakan bahwa ketiga penyerang itu memakai rompi peledak yang tampak seperti itu namun ternyata itu tidak benar.
BBC menunjukkan sebuah foto memperlihatkan dua orang yang kemungkinan pelaku penyerangan London ditembak oleh polisi, salah satunya memiliki tabung yang diikat di tubuhnya.
Beberapa jam setelah serangan, daerah tersebut tetap tertutup dan dijaga oleh petugas polisi dan kontrateror bersenjata.
Layanan ambulan London mengatakan bahwa lebih dari 30 orang telah dilarikan ke rumah sakit di sekitar kota. Tiga rumah sakit besar di London tertutup aksesnya agar pasien dan petugas tetap aman.
Seorang wartawan Reuters mengatakan beberapa saat setelah serangan terjadi bahwa dia mendengar suara dentuman keras di dekat area Pasar Borough, namun tampaknya dentuman itu telah dikendalikan oleh petugas keamanan.
Jalan-jalan di sekitar Jembatan London dan Pasar Borough, di distrik yang penuh dengan bar dan restoran, tentu ramai dengan orang-orang yang menghabiskan waktu di luar pada Sabtu malam.
Saksi mata menggambarkan sebuah mobil van putih yang menyeruduk pejalan kaki di dekat Jembatan London dan menabrak beberapa orang.
"Sepertinya dia menyasar sekelompok orang. Saya terdiam karena saya tidak tahu harus berbuat apa," kata Mark Roberts (53), seorang konsultan manajemen, kepada Reuters. Dia melihat setidaknya enam orang tergeletak setelah van berbelok dan menyeruduk trotoar.
"Itu menggemparkan," katanya.
eorang sopir taksi mengatakan kepada BBC bahwa tiga orang keluar dari van dengan pisau panjang dan "berjalan secara acak di sepanjang Jalan Raya Borough dan menusuk orang," terangnya.
Penerjemah:G.N.C. Aryani/Santoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017