Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengatakan kolaborasi baik antarinstansi, komunitas, badan usaha dan lainnya serta inovasi dalam membuat program penanganan mampu menurunkan angka stunting atau hambatan pertumbuhan pada anak di Kota Sukabumi, Jawa Barat.

"Dalam menangani stunting dan mengantisipasi kasus baru, tidak bisa dilakukan masing-masing, tetapi perlu adanya kolaborasi agar penanganan serta intervensi bantuan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan," katanya di Sukabumi, Kamis.

Menurut Kusmana, Pemkot Sukabumi berkomitmen menurunkan angka stunting, namun demikian komitmen ini harus didukung dengan berbagai inovasi sehingga pencapaian komitmen konvergensi penurunan stunting bisa sesuai target.

Baca juga: Polres dan IDI Kota Sukabumi kolaborasi atasi stunting

Kasus stunting merupakan permasalahan serius di Kota Sukabumi karena terkait terhadap kesehatan generasi penerus. Sehingga, seluruh pihak harus bekerja sama dalam menangani stunting dan mencegah munculnya kasus baru.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 prevalensi stunting di Kota Sukabumi sebesar 19,1 persen kemudian di 2022 naik menjadi 19,2 persen. Meskipun demikian, kota yang memiliki luas 48,33 kilometer persegi ini angka stunting masih di bawah angka rata-rata provinsi Jabar dan nasional di 2023 yakni 26,9 persen.

Kenaikan prevalensi stunting setiap tahunnya di Kota Sukabumi berdasarkan hasil analisa data 29 indikator stunting esensial dan 35 indikator suplai, di mana terdapat beberapa penyebab yakni koordinasi dan kolaborasi, satu data sasaran, pendampingan dan edukasi, pelaporan serta pemantauan evaluasi.

Baca juga: Pemkot Sukabumi perkuat kolaborasi wujudkan bebas kasus stunting baru pada 2024

"Penangan stunting harus dari hulu hingga hilir yang ditopang dengan berbagai program dan perencanaan kegiatan percepatan penurunan stunting dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," ucapnya.

Kusmana mengatakan adapun inovasi percepatan penanganan stunting yang sudah diluncurkan Pemkot Sukabumi yakni Sistem Informasi Data Stunting Terintegrasi (Si Apdet) yang merupakan aplikasi pencatatan bantuan bagi balita dan keluarga berisiko stunting.

Kemudian, pangan lokal sehat bergizi tinggi untuk pencegahan staunting baru yang merupakan program berkelanjutan dari pelaksanaan pemberian program makanan tambahan (PMT) bagi 500 bayi dan ibu hamil dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.

Baca juga: DKP3 Kota Sukabumi ajak anak-anak usia dini gemar makan ikan

Selanjutnya, cegah stunting dari hulu dengan sasaran remaja pelajar tingkat SMP dan SMA yang merupakan komitmen bersama antarbeberapa instansi serta kerja sama dengan penyelenggara jasa internet memudahkan tim pelaksana kegiatan dalam pencatatan dan pelaporan pendampingan.*

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024