Wali Kota Depok Mohammad Idris meresmikan Gedung Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bakal Jemaat (Bajem) di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu.
"Dengan keberadaan gereja dapat meningkatkan suasana kondusif dan kedamaian, tentunya dengan cara pemahaman perilaku yang tepat kepada masyarakat dan jemaatnya," kata Mohammad Idris.
Peresmian gereja GKI ini Mohammad Idris disambut tarian dari berbagai suku di Indonesia, di antaranya dari Batak, Toraja, Jawa, dan Tionghoa mengiringi kedatangan tamu undangan.
"Harapannya, kita ingin adanya gereja bisa meningkatkan suasana kondusif dan kedamaian," katanya.
Baca juga: Wali Kota Depok siap wujudkan janji kampanye realisasi 90 persen
Terlebih, keberadaan gereja ini bersebelahan dengan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), maka koordinasi penting dilakukan.
"Karena jika ada kelainan adat istiadat, persepsi dalam beribadah agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Menurut Idris, secara eksternal juga menginginkan adanya kontribusi gereja dalam membantu program pemerintah. Salah satunya, program ketahanan keluarga dalam memberikan pemahaman parenting dan mencegah kasus perceraian.
"Para tokoh agama dapat mengingatkan kepada orang tua dan anak-anak terkait pola pengasuhan dan parenting," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Depok masuk dalam penjaringan calon gubernur Jabar dari PKS
Kemudian, ujar dia, peran tokoh agama juga dibutuhkan tentang toleransi, tentu dengan memberikan informasi kepada jemaat agar tidak ada pemahaman yang keliru.
"Tokoh agama di sini sangat penting, jangan sampai ada kasus tertentu dan digeneralisir menjadi kesimpulan yang salah dan menyimpulkan pemahaman intoleran," demikian Idris.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Dengan keberadaan gereja dapat meningkatkan suasana kondusif dan kedamaian, tentunya dengan cara pemahaman perilaku yang tepat kepada masyarakat dan jemaatnya," kata Mohammad Idris.
Peresmian gereja GKI ini Mohammad Idris disambut tarian dari berbagai suku di Indonesia, di antaranya dari Batak, Toraja, Jawa, dan Tionghoa mengiringi kedatangan tamu undangan.
"Harapannya, kita ingin adanya gereja bisa meningkatkan suasana kondusif dan kedamaian," katanya.
Baca juga: Wali Kota Depok siap wujudkan janji kampanye realisasi 90 persen
Terlebih, keberadaan gereja ini bersebelahan dengan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), maka koordinasi penting dilakukan.
"Karena jika ada kelainan adat istiadat, persepsi dalam beribadah agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Menurut Idris, secara eksternal juga menginginkan adanya kontribusi gereja dalam membantu program pemerintah. Salah satunya, program ketahanan keluarga dalam memberikan pemahaman parenting dan mencegah kasus perceraian.
"Para tokoh agama dapat mengingatkan kepada orang tua dan anak-anak terkait pola pengasuhan dan parenting," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Depok masuk dalam penjaringan calon gubernur Jabar dari PKS
Kemudian, ujar dia, peran tokoh agama juga dibutuhkan tentang toleransi, tentu dengan memberikan informasi kepada jemaat agar tidak ada pemahaman yang keliru.
"Tokoh agama di sini sangat penting, jangan sampai ada kasus tertentu dan digeneralisir menjadi kesimpulan yang salah dan menyimpulkan pemahaman intoleran," demikian Idris.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024