Semua pihak harus mematuhi hukum hak asasi manusia internasional dan menjamin perlindungan bagi jurnalis, kata Direktur Layanan Informasi PBB Alessandra Vellucci kepada Anadolu setelah jurnalis foto mereka diserang pasukan Israel di Yerusalem pada Jumat.

“Perlengkapan media, kantor dan studio tidak boleh menjadi target serangan atau balasan,” kata Alessandra menegaskan.

Pasukan Israel pada Jumat menyerang secara sadis jurnalis foto Anadolu Mustafa Alkharouf yang bertugas di wilayah pendudukan Yerusalem Timur sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Palestina desak ICC keluarkan surat penangkapan pejabat Israel terkait konflik di Gaza
Baca juga: ICC dikritik karena bersikap diam terhadap kejahatan perang Israel di Jalur Gaza

Insiden itu terjadi saat sekelompok warga Palestina berkumpul di lingkungan Wadi al-Joz dekat Masjid Al-Aqsa untuk shalat tatkala larangan shalat Jumat di Masjid Al Aqsa oleh militer Israel memasuki pekan ke-10.

Ketua Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) Anthony Bellanger ikut mengecam serangan “brutal dan agresif” terhadap Alkharouf.

"Ini sebuah mimpi buruk. Ini adalah situasi bencana. Jadi, sulit untuk berbicara lebih banyak kecuali kami mengutuk (tindakan itu)," kata Bellanger kepada Anadolu.

Baca juga: Spanyol sarankan Israel diseret ke Mahkamah Pidana Internasional atas kejahatan perang

Setiap hari warga sipil dan jurnalis menjadi “korban militer Israel,” katanya seraya menambahkan bahwa sedikitnya 64 jurnalis dan pekerja media di Gaza terbunuh sejak 7 Oktober.

Menurutnya, federasi akan mencatat semua kasus, termasuk penyerangan terhadap Alkharouf, untuk diadukan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Sumber: Anadolu

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023