Jakarta (Antara Megapolitan) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Surya Chandra Surapaty mengajak pegiat yang tergabung dalam Ikatan Penulis Keluarga Berencana untuk memperkuat organisasi dan fungsi seiring perubahan tugas pokok BKKBN.
"Tidak hanya menyoal tentang keluarga berencana, tetapi juga isu-isu seputar kependudukan dan pembangunan keluarga," kata Surya Chandra Surapaty di sela konsolidasi organisasi IPKB se-Indonesia di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ke depan Indonesia akan menghadapi tantangan sekaligus peluang yang besar di bidang kependudukan. Kondisi tersebut harus dipersiapkan dengan baik agar tidak menjadi beban negara pada masa mendatang.
"Pembangunan tidak hanya mengacu pertumbuhan secara makro, melainkan juga berdasarkan pembangunan kependudukan," kata dia.
Saat ini, kata Surya Chandra, angka penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,02 juta jiwa. Angka tersebut akan bertambah menjadi 80 juta jiwa jika standar kemiskinan dinaikkan.
Di sisi lain, pada 2019 semua penduduk sudah harus mengikuti program Sistem Jaminan Sosial Nasional sehingga dibutuhkan data kependudukan seketika serta sesuai nama dan alamat masing-masing.
"Seharusnya untuk melakukan pendataan kependudukan tersebut, menjadi tanggung jawab BKKBN," kata Surya Chandra.
Ia mengingatkan tidak hanya masalah kuantitas melainkan juga kualitas penduduk yang harus dipersiapkan.
Namun ia menyayangkan masih adanya kepala daerah yang tidak memandang penting masalah itu dengan pertimbangan wilayah yang luas dan jumlah penduduk sedikit.
Maraknya berbagai kejahatan juga menunjukkan adanya ancaman sosial terkait dengan masalah kependudukan.
Ketua IPKB Pusat Bambang Sadono mengatakan konsolidasi penting untuk memperkuat fungsi IPKB.
"Termasuk kemungkinan mengubah nama IPKB menjadi Ikatan Penulis Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga," katanya.
Kegiatan tersebut, dihadiri pengurus IPKB dari 23 provinsi di Indonesia. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Tidak hanya menyoal tentang keluarga berencana, tetapi juga isu-isu seputar kependudukan dan pembangunan keluarga," kata Surya Chandra Surapaty di sela konsolidasi organisasi IPKB se-Indonesia di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ke depan Indonesia akan menghadapi tantangan sekaligus peluang yang besar di bidang kependudukan. Kondisi tersebut harus dipersiapkan dengan baik agar tidak menjadi beban negara pada masa mendatang.
"Pembangunan tidak hanya mengacu pertumbuhan secara makro, melainkan juga berdasarkan pembangunan kependudukan," kata dia.
Saat ini, kata Surya Chandra, angka penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,02 juta jiwa. Angka tersebut akan bertambah menjadi 80 juta jiwa jika standar kemiskinan dinaikkan.
Di sisi lain, pada 2019 semua penduduk sudah harus mengikuti program Sistem Jaminan Sosial Nasional sehingga dibutuhkan data kependudukan seketika serta sesuai nama dan alamat masing-masing.
"Seharusnya untuk melakukan pendataan kependudukan tersebut, menjadi tanggung jawab BKKBN," kata Surya Chandra.
Ia mengingatkan tidak hanya masalah kuantitas melainkan juga kualitas penduduk yang harus dipersiapkan.
Namun ia menyayangkan masih adanya kepala daerah yang tidak memandang penting masalah itu dengan pertimbangan wilayah yang luas dan jumlah penduduk sedikit.
Maraknya berbagai kejahatan juga menunjukkan adanya ancaman sosial terkait dengan masalah kependudukan.
Ketua IPKB Pusat Bambang Sadono mengatakan konsolidasi penting untuk memperkuat fungsi IPKB.
"Termasuk kemungkinan mengubah nama IPKB menjadi Ikatan Penulis Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga," katanya.
Kegiatan tersebut, dihadiri pengurus IPKB dari 23 provinsi di Indonesia. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016