Seorang remaja duduk di sudut kelas SMP Muhammadiyah Kabupaten Pinrang, Sulsel, sembari menyusun pilahan kayu tipis menjadi sebuah.miniatur rumah panggung Bugis..

Siapa sangka, miniatur rumah yang dibuat Yusuf itu berhasil menjuarai lomba se-Kabupaten Pinrang pada 2003.

Yusuf bercerita dia suka menggambar, melukis, membuat rumah-rumah dari kertas karton atau kayu, sedangkan pelajaran lain dia tidak menguasai. 

Meski sudah mulai kelihatan bakat seni yang dimiliki Yusuf, namun ibunya memasukkan ia ke sekolah setara SMA berbasis pendidikan agama untuk melanjutkan pendidikan sebelumnya, yakni ke Pesantren MTSS DDI Lerang-Lerang, Kabupaten Pinrang.

Di pondok ini Yusuf belajar pendidikan Agama Islam, termasuk mengaji dengan bacaan tartil dan tata cara shalat sesuai tuntunan Agama Islam.

Karena latar belakang keluarga yang kurang mampu dengan posisi ibu yang berstatus orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia ketika Yusuf masih duduk di bangku SD kelas tiga, membuat Yusuf memutuskan untuk bekerja setelah tamat dari Ponpes DDI Lerang-Lerang, Pinrang.

Mulai sejak itu, Yusuf bekerja dari tukang jahit satu ke tukang jahit lainnya, dari pagi hingga tembus pagi lagi, padahal, saat masih duduk di bangku SMP dan setingkat SMA, dia hanya memandang mesin jahit ibunya tanpa ada rasa tertarik untuk belajar menjahit.

Yusuf mendapat pesanan dari model yang ikut lomba Putra-Putri Sutera pada 2012 di Makassar dan ternyata hasil karyanya menyabet juara I.

Prestasi tersebut membuat Yusuf lebih semangat menghasilkan karya busana terbaik, yang awalnya diilhami dari karya desainer ternama dan menjadi idolanya, yakni Anne Avantie.

Dusun miskin

Yusuf lahir di Ujung Pandang (Makasssar) pada 23 Agustus 1990, tetapi masa kecil hingga remaja dihabiskan di Dusun Ammani, Desa Mattiro Tasi, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulsel.

Ammani yang terletak sekitar 20 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Pinrang, dikenal sebagai dusun miskin dan tertinggal, dengan mayoritas penduduknya sebagai buruh tani dan nelayan tradisional.

Dari enam bersaudara, hanya Yusuf yang tamat pendidikan SMA, sedang kakaknya hanya tamat sekolah dasar dan ada juga yang tamat SMP.

Yusuf bersama kelima saudaranya yang sudah berstatus yatim ketika itu, hidup dari jerih payah seorang ibu yang membesarkan keenam anaknya dari hasil berjualan aneka kebutuhan rumah tangga dari sebuah kedai kecil. 

Melihat kondisi tersebut Yusuf tidak tinggal diam, merantau ke Kota Makassar menjadi pilihan untuk mengubah nasib.
 
Yusuf,(kiri) bersama managernya sedang melihat hasil karya Butik Yusuf lsvania yang telah digunakan di ajang pemilihan Putri Indonesia. Antara/ Suriani Mappong

Go internasional

Setelah gaun Sutera yang dihasilkan pada 2012 menjuarai lomba Putra-Putri Sutera di Makassar, karya spektakuler dari Yusuf juga mewarnai panggung Putri Indonesia pada 2022.

Finalis Puteri Indonesia 2022 dari Banten 2, Shinta Yuliasmi ketika itu meraih predikat The Best Evening Gown I, mengenakan gaun karya Yusuf.

Gaun dengan kain tradisional Badui ini mengusung tema "The Kanuragan Fire", sepenuhnya dikerjakan dengan menggunakan tangan, dengan teknik Tambour Embroydery.

Untuk menguatkan tema Nusantara pada ajang Putri Indonesia 2022, di.belahan punggung gaun tersebut terdapat ribuan peyet Crystal dan Swarovski berwarna merah membentuk pulau-pulau dari Sabang hingga Merauke.

Baik dewan juri maupun penonton yang hadir ketika itu, semuanya memandang takjub pada karya apik Yusuf.

Pada  2018, finalis Putri Indonesia asal Sulbar, Hura Gumairah juga mengenakan gaun karya Yusuf yang mengangkat tema "Banua Layu" atau rumah tongkonan masyarakat Mamasa, Sulbar. Pada 2019, kembali karya putra asal Kabupaten Pinrang ini meraih juara 1 kategori the Best Evening Gown 1 dengan tema Terumbu Karang dan modelnya finalis Putri Indonesia 2019, Wa Ode Nadine Amelia asal Sulawesi Tenggara.

Pada 2020 Yusuf mendapat kepercayaan dari desainer ternama Ivan Gunawan untuk membuat gaun bernuansa glamor kuning emas. Pada pemilihan Putri Indonesia 2023, peserta asal Sulsel Titakamila juga menggunakan hasil karya Yusuf bernuansa kuning emas dan gaun malam bertema "The Ma'nene from Toraya" yang diangkat dari tradisi masyarakat Tana Toraja.

Model ternama Australia, Amber Luke datang khusus ke Kota Makassar untuk memesan gaun di Butik Yusuf Isvania di Makassar.

Yusuf ingin impiannya terwujud, rancangan gaunnya dipakai artis Hollywood di "red carpet".

 

Pewarta: Suriani Mappong

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023