Guru besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Prof Dr Eko Prasojo, Mag.rer.publ, pimpin tim UI dalam kolaborasi riset bidang Islamic Public Values untuk penguatan pelayanan publik di Institute of Innovation and Public Purposes University College London (IIPP UC London).
Ketua tim riset dari Indonesia, Prof Eko dalam keterangannya di Kampus UI Depok, Selasa mengatakan nantinya, riset ini memilik target luaran berupa research paper untuk dipublikasikan di Book Chapter dan beberapa paper jurnal internasional.
Kolaborasi riset ini katanya ditandai dengan kegiatan joint meeting yang melibatkan 30 periset dari 12 negara dan penandatanganan respective agreement antara Prof Eko dengan Prof Wolfgang Johannes Max Dreschler selaku team leader dari IIPP UC London, di Bangkok, Thailand.
Baca juga: MDGB PTNBH hasilkan rekomendasi persiapan generasi emas Indonesia 2045
Fokus riset ini adalah nilai-nilai yang eksis di pesantren dan institusi Islam lainnya. Di samping itu, juga tersedia beasiswa untuk program Ph.D Scholarship selama tiga tahun senilai 40.000 poundsterling dan nantinya juga akan menjadi fellow di IIPP UCL maksimum selama dua bulan.
Riset ini melibatkan para prominent scholars di bidang Administrasi Publik, seperti Prof Guy Peters, Prof Geert Bouckaert, Prof Andre Massey, dan Prof Edoardo Ongaro. Proyek IIPP UCL ini bertujuan dalam memperluas pemahaman tentang bentuk-bentuk pemerintahan asli di dunia Islam, termasuk teori, teologi, dan praktik, untuk memberikan perspektif non-Barat tentang nilai publik.
Kolaborasi riset tersebut dilaksanakan atas dasar banyaknya dominasi paradigma barat dalam penyusunan standar kebijakan maupun ilmu tata kelola. Sehingga, hal tersebut mengecualikan peranan nilai agama maupun tradisi kultural.
Baca juga: UI raih dua penghargaan Kemenkumham atas inovasi kekayaan intelektual
"Riset ini juga bertujuan untuk menemukan pentingnya konsep kebijakan maupun nilai-nilai akademis baru yang nantinya dapat memberikan kontribusi bagi institusi publik dan aktor lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan umum yang dapat diterima khalayak, seperti Islamic public values," katanya.
Lebih lanjut, kolaborasi riset tersebut juga mendapat pendanaan dari John Templeton Foundation Project senilai 2,1 juta US dollar dengan jangka waktu tiga tahun.
Yayasan ini merupakan salah satu organisasi yang berkantor pusat di West Conshohocken, Pennsylvania, dan memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik dan bermakna melalui berbagai kegiatan pendanaan penelitian dan kegiatan lainnya di seluruh disiplin ilmu.
Baca juga: Rektor UI: Kiprah peneliti di berbagai bidang riset perlu mendapat apresiasi tinggi
Sementara itu Team leader dari IIPP UC Londont Prof Wolfgang Johannes Max Dreschler menjelaskan kolaborasi dengan akademisi dari FIA UI merupakan pilihan yang tepat.
Universitas Indonesia merupakan flagship university di Indonesia serta memiliki Departemen Ilmu Administrasi Publik terbaik di Indonesia. Tidak hanya itu, Indonesia sendiri juga merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak.
"Kami sangat menantikan kerja sama selanjutnya dengan UI dan Prof Eko, para dosen, dan mahasiswa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Ketua tim riset dari Indonesia, Prof Eko dalam keterangannya di Kampus UI Depok, Selasa mengatakan nantinya, riset ini memilik target luaran berupa research paper untuk dipublikasikan di Book Chapter dan beberapa paper jurnal internasional.
Kolaborasi riset ini katanya ditandai dengan kegiatan joint meeting yang melibatkan 30 periset dari 12 negara dan penandatanganan respective agreement antara Prof Eko dengan Prof Wolfgang Johannes Max Dreschler selaku team leader dari IIPP UC London, di Bangkok, Thailand.
Baca juga: MDGB PTNBH hasilkan rekomendasi persiapan generasi emas Indonesia 2045
Fokus riset ini adalah nilai-nilai yang eksis di pesantren dan institusi Islam lainnya. Di samping itu, juga tersedia beasiswa untuk program Ph.D Scholarship selama tiga tahun senilai 40.000 poundsterling dan nantinya juga akan menjadi fellow di IIPP UCL maksimum selama dua bulan.
Riset ini melibatkan para prominent scholars di bidang Administrasi Publik, seperti Prof Guy Peters, Prof Geert Bouckaert, Prof Andre Massey, dan Prof Edoardo Ongaro. Proyek IIPP UCL ini bertujuan dalam memperluas pemahaman tentang bentuk-bentuk pemerintahan asli di dunia Islam, termasuk teori, teologi, dan praktik, untuk memberikan perspektif non-Barat tentang nilai publik.
Kolaborasi riset tersebut dilaksanakan atas dasar banyaknya dominasi paradigma barat dalam penyusunan standar kebijakan maupun ilmu tata kelola. Sehingga, hal tersebut mengecualikan peranan nilai agama maupun tradisi kultural.
Baca juga: UI raih dua penghargaan Kemenkumham atas inovasi kekayaan intelektual
"Riset ini juga bertujuan untuk menemukan pentingnya konsep kebijakan maupun nilai-nilai akademis baru yang nantinya dapat memberikan kontribusi bagi institusi publik dan aktor lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan umum yang dapat diterima khalayak, seperti Islamic public values," katanya.
Lebih lanjut, kolaborasi riset tersebut juga mendapat pendanaan dari John Templeton Foundation Project senilai 2,1 juta US dollar dengan jangka waktu tiga tahun.
Yayasan ini merupakan salah satu organisasi yang berkantor pusat di West Conshohocken, Pennsylvania, dan memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik dan bermakna melalui berbagai kegiatan pendanaan penelitian dan kegiatan lainnya di seluruh disiplin ilmu.
Baca juga: Rektor UI: Kiprah peneliti di berbagai bidang riset perlu mendapat apresiasi tinggi
Sementara itu Team leader dari IIPP UC Londont Prof Wolfgang Johannes Max Dreschler menjelaskan kolaborasi dengan akademisi dari FIA UI merupakan pilihan yang tepat.
Universitas Indonesia merupakan flagship university di Indonesia serta memiliki Departemen Ilmu Administrasi Publik terbaik di Indonesia. Tidak hanya itu, Indonesia sendiri juga merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak.
"Kami sangat menantikan kerja sama selanjutnya dengan UI dan Prof Eko, para dosen, dan mahasiswa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022