Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadikan Kecamatan Tenjo sebagai sentra produksi jagung hibrida untuk mendukung program pertanian melalui upaya khusus pajale (padi, jagung dan kedelai).

"Masih ada 800 hektare lahan di Kecamatan Tenjo untuk dijadikan lahan tanaman jagung hibrida," kata Bupati Bogor Nurhayanti, Kamis.

Kecamatan Tenjo berhasil memproduksi jagung hibrida, ini terbukti dari kegiatan panen raya dalam gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu dengan tujuan memotivasi kelompok tani lain untuk bekerja lebih giat serta berkontribusi dalam meningkatkan produksi pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan.

"Camat dan Danramil dapat memanfaatkan momen ini untuk membuat kegiatan pertanian karena Pemerintah Kabupaten Bogor mempunyai program pemanfaatan lahan kosong untuk pertanian," katanya.

Menurutnya, komoditas jagung hibrida mendapat perhatian serius mengingat perananya yang sangat menentukan dalam sistem ketahanan pangan, dan juga sebagai penggerak roda perekonomian nasional.

"Jagung merupakan bahan baku pakan yang penting bagi usaha peternakan dan perikanan. Sehingga, menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Komoditas jagung hibrida, lanjut dia, bisa berkembang lebih luas menjadi sentra unggulan agribisnis atau agroindustri sebagai produk unggulan yang berdaya saing di Kabupaten Bogor.

"Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya mengembangkan jagung hibrida melalui gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu dan perluasan areal tanam," katanya.

Lebih lanjut Nurhayanti menyebutkan, dirinya menugaskan Kadistanhut dan Kepala BP5K untuk menyiapkan bibit, pendampingan dan sarana prasarana lainnya untuk mengembangkan jagung hibrida secara luas, menjadi sentra unggulan angribisnis atau agroindustri.

"Kedepan diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan jagung hibrida di Kabupaten Bogor, karena belum sepopuler jagung manis yang dipanen muda karena petani belum terbiasa panen dalam bentuk pipilan kering," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehuatanan (Kadistanhut), Siti Nurianti mengatakan, tahun 2015 Kabupaten Bogor mendapat alokasi kegiatan tanam jagung hibrida APBN-P seluas 200 hektare dengan rincian untuk kelompok tani di Kecamatan Tenjo seluas 100 hektare, Parung Panjang 25 hektare, Kecamatan Jasingan seluas 60 hektare, dan Tanjung Sari 15 hektare.

"Fasilitas yang diberikan berupa benih jagung hibrida varietas pionir 21, bantuan pupuk urea sebanyak 15 ribu kg, traktor roda empat sebanyak dua unit, alat pemipil jagung sebanyak delapan unit," katanya.

Untuk program swasembada Pajale tahun 2015 dan 2016 di Kabupaten Bogor, lanjut dia, untuk komoditas padi sasaran luas tanam 95.200 hektare, sarana produksi 553.924 ton, sasaran luas panen 91.520 hektare, dan sasaran produktivitas 60.52 hektare.

Komoditas jagung sasaran luas 419 hektar, sasaran produksi 2.014 ton, sasaran luas panen 467 hektare dan sasaran produktivitas 43.42 hentare. Sedangkan kedelai, sasaran luas tanam 64 hektare, sasaran produksi 54 ton, sasaran luas panen 40 hektare, dan sasaran produktivitas 13,50 hektar.

Lebih lanjut ia menyampaikan, tahun 2016 ini program APBN dirancang guna mendukung UPSUS Pajale, mulai dari gerakan tanam jajar legowo padi hibrida 1.000 hektare, padi hibritas 6.000 hektare, pengembangan desa pertanian organik 40 hektare, budi daya kedelai 500 hektare, perluasan areal tanam padi 25 hektare, dan perluasan tanaman jagung hibrida 200 hektar, perluasa areal tanaman padi gogo 1.500 hekatare, dan bantuan benih subsidi 3.000 hektare.

"Kita juga mendapat tugas dari Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian untuk melaksanakan rehabilitasi irigasi 2.000 hektare, pengembangan embung pertanian 15 unit, pengembangan irigasi perpipaan empat unit, bantuan traktor 123 unit, bantuan pompa air 25 unit, asuransi usaha tani padi 3.400 hektar, dan mesin tanam 16 unit," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016