Bekasi (Antara Megapolitan) - Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhiyanto mengakui upaya pihaknya dalam menanggulangi banjir akibat luapan Kali Bekasi saat ini belum maksimal.

"Kita akui bahwa banjir akibat luapan Kali Bekasi masih terjadi pada tahun ini. Kita memang belum maksimal memberi kenyamanan pada warga," katanya di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, banjir tersebut dipicu sejumlah hal di antaranya tingkat sedimentasi sungai yang sudah sangat tinggi.

"Tinggi muka air Kali Bekasi pada banjir Minggu (28/2) lalu mencapai 4 meter dan sejajar dengan tebing tanggul sehingga sebagian meluap ke rumah warga di Perumahan Pondokgede Permai (PGP)," katanya.

Selain itu, kata dia, sejumlah kawasan di bagian hulu sungai telah banyak yang beralih fungsi menjadi perumahan serta bangunan komersil lainnya.

"Di hulunya semakin habis lahan digarap perumahan sehingga jumlah air yang sampai ke Bekasi tinggi," katanya.

Tri mengatakan, banjir yang melanda PGP setinggi 1 meter itu juga diakibatkan faktor tanggul sungai yang sudah berusia tua sehingga mudah jebol atau bocor.

"Banyak tanggul perumahan yang lama. Saat ini masih ada 700 meter yang harus diselesaikan karena di beberapa titiknya mengkhawatirkan," katanya.

Kepala Bidang Tata Air Dinas Bimarta Kota Bekasi Dicky Irawan menambahkan, Pemkot Bekasi sulit mengintervensi operasional aliran Kali Bekasi karena otoritasnya berada di Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane.

"Keberadaan Bendung Kali Bekasi di Jalan M Hasibuan, Bekasi Selatan memiliki peran penting dalam alur distribusi air Kali Bekasi. Namun kewenangannya bukan pada Pemkot Bekasi," katanya.

Menurut dia, buka tutup pintu bendung saat debit air tinggi merupakan upaya efektif dalam mengantisipasi banjir kiriman dari Bogor di sejumlah pemukiman bantaran yang berlokasi di bagian hilir Kali Bekasi.

"Petugas bendung butuh waktu membuka dan menutup pintu bendung 10 menit per pintunya dari tiga pintu yang tersedia. Kalau dibuka, limpasan airnya bisa sampai 800 kubik per detik yang dibuang ke hilir," katanya.

Pihaknya selama ini hanya bisa berkoordinasi secara intensif dengan petugas bendung saat debit air meninggi.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016