Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) Bogor bertekad meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada tahun 2022 melalui edukasi 120 pegawai sebagai upaya standardisasi yang baik untuk memberikan pelayanan prima kepada publik. 

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Bogor Henki Irawa di sela kegiatan diskusi Zona Integritas, Sabtu malam, mengatakan kegiatan pegawai kantor Imigrasi yang setiap hari melayani masyarakat membuat paspor warga negara Indonesia (WNI), izin tinggal warga negara asing (WNI) perlu terus meningkatkan kemampuan dalam hal komunikasi agar pelayanan prima tercapai.  

"Ini untuk memotivasi kami jajaran Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Bogor, supaya ke depan bisa berkontribusi lebih baik, selain pelayanan juga tugas pokok keimigrasian," kata Henki. 

Kantor Imigrasi Kelas I Bogor disebut Non-TPI karena tidak memiliki tempat pemeriksaan imigrasi di pelabuhan laut, bandara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat keluar masuk wilayah Indonesia. Kantor imigrasi di Indonesia saat ini dibedakan menjadi dua yakni Kantor Imigrasi TPI dan Kantor Imigrasi Non-TPI.

Henki menerangkan kegiatan peningkatan kecakapan komunikasi jajaran kantor Imigrasi saat ini, seiring dengan telah kembali terbuka akses kunjungan WNI keluar negeri, salah satunya ibadah haji ke Mekah, Arab Saudi dan sebaliknya WNA ke Indonesia.

Selama Pandemi COVID-19, hingga akhir April 2022 rata-rata pelayanan permohonan izin kunjungan, izin tinggal dan penerbitan dan perpanjangan paspor sebanyak 50, kini pada Bulan Mei hingga Juni 2022 rata-rata permohonan telah mencapai 250 per hari. Angka tersebut telah melebihi rata-rata 200 permohonan per hari sebelum Pandemi COVID.

Menurut Henki, peningkatan layanan keimigrasian itu juga didorong dengan ada pendaftaran daring melalui M-Paspor, sehingga performa pelayanan petugas pun dibutuhkan.

Saat ini, pelayanan WNA di Kantor Imigrasi Kelas 1 Non- TPI Bogor didominasi perpanjangan visa izin tinggal dan visa kunjungan, mereka rata-rata dari Timur Tengah maupun dari warga negara Korea dan Jepang, kebanyakan mereka yang bekerja di bidang industri 

"Kami setiap hari  melakukan pelayanan keimigrasian dalam hal ini untuk WNI melakukan pelayanan paspor dan untuk orang asing pelayanan izin tinggal tentu setiap hari kita kan berkomunikasi," katanya.

Ia berharap edukasi pegawai itu dapat memotivasi bagian pelayanan dapat melakukan pelayanan yang terbaik dan bisa berkomunikasi yang efektif kepada setiap pemohon," kata Henki.

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menambahkan menguasai komunikasi sangat penting bagi pegawai dalam profesi layanan terdepan dari Indonesia untuk negera- negara luar. 

"Saya kira ini bagus, yang perlu tadi saya sampaikan 'respect'i tu penting, itu dulu dalam komunikasi. Pegawai Imigrasi tentu penting pandai berkomunikasi, sekarang banyak media sosial, bisa viral ketika ada layanan kurang misalnya," ujarnya. 

 
 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022