Karawang, (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyiapkan obat filariasis atau penyakit kaki gajah untuk 2,2 juta penduduk menyusul menyebarnya penyakit itu di 43 desa.

Kepala Dinas Kesehatan setempat Yuska Yasin, di Karawang, Jumat, mengatakan, sesuai dengan catatannya kini terdapat 49 warga Karawang yang terdiagnosa menderita penyakit filariasis.

"Mereka (para penderita filariasis) tersebar di 43 desa, di 17 kecamatan. Mereka kini masih dalam pengawasan puskesmas setempat," katanya.

Ia menilai, penyakit filariasis ini sudah cukup menyebar ke berbagai daerah sekitar Karawang. Karena itu, obat untuk penyakit itu akan disebar kepada 2,2 juta penduduk Karawang.

Penyakit filariasis atau kaki gajah sendiri merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan masuknya cacing kecil ke dalam darah. Penyakit itu ditularkan melalui gigitan 23 jenis nyamuk yang hidup di daerah tropis.

Filariasis juga bisa ditularkan dari seseorang yang di dalam darahnya mengandung cacing filaria kepada orang lain, melalui gigitan nyamuk.

Menurut dia, ketika nyamuk menghisap darah, mikrofilaria akan terhisap dan masuk ke dalam badan nyamuk. Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, kemudian mikrofilaria berubah menjadi larva dan dapat ditularkan lagi kepada orang lain sewaktu nyamuk tersebut menggigitnya.

Untuk memutus mata rantai penularan penyakit filariasis, Pemkab Karawang melalui Dinas Kesehatan setempat melaksanakan program pencegahan massal dengan cara minum obat secara bersama-sama.

Kegiatan minum obat secara massal itu akan dilakukan sekali dalam setahun, dan dilaksanakan selama lima tahun berturut-turut. Tahun ini merupakan tahun ke tiga, dan pada tahun sebelumnya pemberian obat ini mencapai sekitar 80 persen dari target.

Sasaran pemberian obat tersebut ialah seluruh masyarakat Karawang, kecuali anak di bawah umur dua tahun, ibu hamil, ibu menyusui, dan warga yang sedang sakit berat maupun ringan, juga warga lanjut usia di atas 70 tahun.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015