Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengamankan lebih dari 100 juta dosis vaksin melalui upaya kerja sama bilateral serta multilateral dengan negara-negara lain.
Dalam konferensi pers daring yang digelar bersama Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang disaksikan dari Jakarta, Jumat (9/7) malam.
Indonesia telah mengamankan dan menerima 119.735.200 dosis vaksin, baik dari kerja sama bilateral maupun multilateral, ujar Menlu.
Dari angka tersebut, dia menjelaskan bahwa 108,5 juta dosis merupakan produksi Sinovac dan 1,5 juta dosis dari Sinopharm, yang keduanya merupakan perusahaan asal China.
Baca juga: RI-EU sepakat mendorong akses vaksin yang adil dan merata melalui COVAX
Adapun Indonesia juga telah menerima 8.236.800 dosis vaksin AstraZeneca dari Fasilitas COVAX serta 998.400 dosis vaksin dari produsen yang sama, yang dihibahkan oleh pemerintah Jepang.
Selain itu, Uni Emirat Arab juga telah memberikan vaksin buatan Sinopharm sebanyak 500.000 dosis.
Dengan seluruh vaksin yang telah didapatkan Indonesia sejauh ini, Indonesia telah dapat melakukan vaksinasi dengan 49.618.000 dosis, yang merupakan upaya vaksinasi terbesar keempat di Asia, tambah Menlu.
Saat ini, lanjutnya, pemerintah Indonesia masih terus melancarkan upaya untuk mendapatkan lebih banyak dosis vaksin, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat vaksinasi.
Baca juga: Menlu: Indonesia usulkan menjadi pusat vaksin Asia Tenggara
Dalam beberapa hari ke depan, Indonesia dijadwalkan akan menerima lebih dari tiga juta vaksin Moderna yang diberikan oleh Amerika Serikat dalam pengiriman vaksin pertama, yang akan disusul oleh pengiriman kedua.
Jepang pun juga akan mengirimkan tambahan vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 juta dosis dalam pengiriman kedua.
Lebih lanjut, di bulan ini, tambahan vaksin dari berbagai negara seperti Australia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Fasilitas COVAX, juga diperkirakan akan tiba di Indonesia.
Ini bukanlah upaya yang mudah, mengingat adanya keterbatasan dalam pasokan dan proses manufaktur. Kita semua tahu bahwa kerja sama dan kolaborasi adalah kunci agar dunia ini dapat keluar dari pandemi, kata Menlu.
Baca juga: Indonesia dapat jaminan peroleh 340 juta dosis vaksin COVID-19 hingga akhir 2021
Sikap Indonesia yang menjunjung kerja sama dan kolaborasi juga tercermin dalam peran Menlu sebagai Co-Chair dalam Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group. Fasilitas COVAX sendiri telah mengirimkan 93 juta dosis vaksin ke 133 peserta, di mana 81 merupakan anggota AMC.
Sebanyak 528 juta dosis telah diberikan kepada COVAX oleh negara-negara donor melalui mekanisme pembagian dosis, kata Menlu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Dalam konferensi pers daring yang digelar bersama Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang disaksikan dari Jakarta, Jumat (9/7) malam.
Indonesia telah mengamankan dan menerima 119.735.200 dosis vaksin, baik dari kerja sama bilateral maupun multilateral, ujar Menlu.
Dari angka tersebut, dia menjelaskan bahwa 108,5 juta dosis merupakan produksi Sinovac dan 1,5 juta dosis dari Sinopharm, yang keduanya merupakan perusahaan asal China.
Baca juga: RI-EU sepakat mendorong akses vaksin yang adil dan merata melalui COVAX
Adapun Indonesia juga telah menerima 8.236.800 dosis vaksin AstraZeneca dari Fasilitas COVAX serta 998.400 dosis vaksin dari produsen yang sama, yang dihibahkan oleh pemerintah Jepang.
Selain itu, Uni Emirat Arab juga telah memberikan vaksin buatan Sinopharm sebanyak 500.000 dosis.
Dengan seluruh vaksin yang telah didapatkan Indonesia sejauh ini, Indonesia telah dapat melakukan vaksinasi dengan 49.618.000 dosis, yang merupakan upaya vaksinasi terbesar keempat di Asia, tambah Menlu.
Saat ini, lanjutnya, pemerintah Indonesia masih terus melancarkan upaya untuk mendapatkan lebih banyak dosis vaksin, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat vaksinasi.
Baca juga: Menlu: Indonesia usulkan menjadi pusat vaksin Asia Tenggara
Dalam beberapa hari ke depan, Indonesia dijadwalkan akan menerima lebih dari tiga juta vaksin Moderna yang diberikan oleh Amerika Serikat dalam pengiriman vaksin pertama, yang akan disusul oleh pengiriman kedua.
Jepang pun juga akan mengirimkan tambahan vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 juta dosis dalam pengiriman kedua.
Lebih lanjut, di bulan ini, tambahan vaksin dari berbagai negara seperti Australia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Fasilitas COVAX, juga diperkirakan akan tiba di Indonesia.
Ini bukanlah upaya yang mudah, mengingat adanya keterbatasan dalam pasokan dan proses manufaktur. Kita semua tahu bahwa kerja sama dan kolaborasi adalah kunci agar dunia ini dapat keluar dari pandemi, kata Menlu.
Baca juga: Indonesia dapat jaminan peroleh 340 juta dosis vaksin COVID-19 hingga akhir 2021
Sikap Indonesia yang menjunjung kerja sama dan kolaborasi juga tercermin dalam peran Menlu sebagai Co-Chair dalam Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group. Fasilitas COVAX sendiri telah mengirimkan 93 juta dosis vaksin ke 133 peserta, di mana 81 merupakan anggota AMC.
Sebanyak 528 juta dosis telah diberikan kepada COVAX oleh negara-negara donor melalui mekanisme pembagian dosis, kata Menlu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021