Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUI. Dr. dr. Irma Bernadette menyampaikan di era pandemi penggunaan masker sudah menjadi gaya hidup, muncul beberapa permasalahan kulit, salah satunya yaitu mask acne atau jerawat yang timbul akibat penggunaan masker.
"Kasus mask acne tidak terjadi pada semua orang, biasanya hal ini dialami oleh orang-orang yang acne-prone atau sudah mengalami jerawat sejak pandemi," ujar dr. Irma dalam keterangannya, Sabtu.
Untuk mencegah mask acne, dokter Irma memberikan beberapa saran, diantaranya dengan mengganti masker rutin tiap 3 jam sekali, sebelum mengganti dengan masker yang baru, wajah sebaiknya dicuci dengan sabun, jika menggunakan masker kain, pilihlah bahan yang dapat menyerap keringat, misalnya bahan katun.
Baca juga: RSUI menjalin kerja sama dengan JICA
Selain itu juga perlu menghindari penggunaan foundation atau bedak yang tebal saat menggunakan masker, serta pada pasien yang sedang berjerawat sebaiknya penggunaan sunscreen dihindari (terutama pada kondisi jerawat yang sedang atau berat), sunscreen bersifat oklusif atau menutup pori.
Sehingga tidak dianjurkan. Untuk menghindari paparan radiasi sinar UV jika tidak menggunakan sunscreen pada orang yang berjerawat, masker dapat menjadi pelindung atau dapat menggunakan payung dan topi.
Baca juga: Tim Forensik UI bantu DVI identifikasi korban Sriwijaya Air
Pada kondisi jerawat yang sudah tidak dapat diatasi sendiri, dokter Irma menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar dapat dilakukan tindakan yang tepat. Untuk berkonsultasi perihal kesehatan kulit, RSUI menyediakan layanan telemedicine.
Jika membutuhkan tindakan secara langsung oleh dokter, pasien disarankan untuk melakukan swab antigen. Swab antigen wajib dilakukan jika tindakan pasien lebih dari 15 menit (misalnya pada tindakan laser dan eksisi) dan tergantung pada kedekatan kontak wajah antara pasien dengan dokter.
Selain mask acne, masalah yang biasanya dirasakan oleh sebagian masyarakat adalah kulit tangan yang kering akibat terlalu sering menggunakan hand sanitizer. Dokter Irma menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer seperlunya. Ketika berada dekat wastafel, lebih baik mencuci tangan dengan sabun berpelembab dan air.
Baca juga: Kemenag Depok ajak tokoh agama sukseskan program vaksinasi COVID-19
Dikatakannya aman atau tidaknya penggunaan hand sanitizer hal tersebut tergantung dari jenis kulit masing-masing orang, terdapat beberapa orang yang setelah menggunakannya, kulit menjadi kering dan muncul iritasi. Oleh karena itu, pilihlah hand sanitizer yang nyaman di kulit dan memiliki kandungan gliserin didalamnya.
"Gliserin dapat membuat kulit lebih lembab. Selain itu kita dapat menggunakan hand cream jika merasa tangan sangat kering," tambahnya.
Tidak hanya akibat penggunaan masker atau hand sanitizer, stres dan pola makan yang tidak sehat juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan kulit. Maka dari itu, mengelola stress dengan baik dan mengonsumsi menu yang kaya sayur dan buah penting juga kita perhatikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Kasus mask acne tidak terjadi pada semua orang, biasanya hal ini dialami oleh orang-orang yang acne-prone atau sudah mengalami jerawat sejak pandemi," ujar dr. Irma dalam keterangannya, Sabtu.
Untuk mencegah mask acne, dokter Irma memberikan beberapa saran, diantaranya dengan mengganti masker rutin tiap 3 jam sekali, sebelum mengganti dengan masker yang baru, wajah sebaiknya dicuci dengan sabun, jika menggunakan masker kain, pilihlah bahan yang dapat menyerap keringat, misalnya bahan katun.
Baca juga: RSUI menjalin kerja sama dengan JICA
Selain itu juga perlu menghindari penggunaan foundation atau bedak yang tebal saat menggunakan masker, serta pada pasien yang sedang berjerawat sebaiknya penggunaan sunscreen dihindari (terutama pada kondisi jerawat yang sedang atau berat), sunscreen bersifat oklusif atau menutup pori.
Sehingga tidak dianjurkan. Untuk menghindari paparan radiasi sinar UV jika tidak menggunakan sunscreen pada orang yang berjerawat, masker dapat menjadi pelindung atau dapat menggunakan payung dan topi.
Baca juga: Tim Forensik UI bantu DVI identifikasi korban Sriwijaya Air
Pada kondisi jerawat yang sudah tidak dapat diatasi sendiri, dokter Irma menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar dapat dilakukan tindakan yang tepat. Untuk berkonsultasi perihal kesehatan kulit, RSUI menyediakan layanan telemedicine.
Jika membutuhkan tindakan secara langsung oleh dokter, pasien disarankan untuk melakukan swab antigen. Swab antigen wajib dilakukan jika tindakan pasien lebih dari 15 menit (misalnya pada tindakan laser dan eksisi) dan tergantung pada kedekatan kontak wajah antara pasien dengan dokter.
Selain mask acne, masalah yang biasanya dirasakan oleh sebagian masyarakat adalah kulit tangan yang kering akibat terlalu sering menggunakan hand sanitizer. Dokter Irma menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer seperlunya. Ketika berada dekat wastafel, lebih baik mencuci tangan dengan sabun berpelembab dan air.
Baca juga: Kemenag Depok ajak tokoh agama sukseskan program vaksinasi COVID-19
Dikatakannya aman atau tidaknya penggunaan hand sanitizer hal tersebut tergantung dari jenis kulit masing-masing orang, terdapat beberapa orang yang setelah menggunakannya, kulit menjadi kering dan muncul iritasi. Oleh karena itu, pilihlah hand sanitizer yang nyaman di kulit dan memiliki kandungan gliserin didalamnya.
"Gliserin dapat membuat kulit lebih lembab. Selain itu kita dapat menggunakan hand cream jika merasa tangan sangat kering," tambahnya.
Tidak hanya akibat penggunaan masker atau hand sanitizer, stres dan pola makan yang tidak sehat juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan kulit. Maka dari itu, mengelola stress dengan baik dan mengonsumsi menu yang kaya sayur dan buah penting juga kita perhatikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021