Sukabumi (Antara) - Harga daging ayam di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat naik dari Rp28 ribu per kg menjadi Rp32 ribu per kg akibat minimnya pasokan.
Salah seorang pedagang di Pasar Semimodern Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jumat Indra mengatakan sejak sepekan terakhir ini harga daging ayam potong sudah naik dua kali.
"Jika pembeli banyak harga daging ayam bisa tambah mahal bahkan harganya bisa mencapai Rp34 ribu kg," katanya.
Namun lanjut dia jika pembeli sedikit untuk mengurangi kerugian, kami terpaksa menjual daging ayam hanya Rp30 ribu per kg itu pun harus merugi, daripada daging ayam tidak laku terjual kerugiannya akan lebih besar lagi.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu harga daging ayam saat mendekati Idul Fitri paling mahal hanya Rp25 ribu per kg, tetapi saat ini baru mendekati Ramadan harganya sudah mencapai Rp34 ribu per kg.
"Kenaikan harga ini selain disebabkan oleh naiknya harga BBM subsidi juga pasokan yang minim dan sulit didapat," katanya.
Bahkan pihaknya memilih tidak akan berjualan jika harga daging ayam terus melambung, karena dengan tingginya harga konsumen pun akan berkurang karena saat ini saja konsumen sudah berkurang 10 hingga 20 persen.
Untuk warga Kabupaten Sukabumi daya beli masyarakatnya masih rendah sehingga jika harganya melonjak sudah dipastikan akan berpindah ke komoditas lain yang lebih murah.
Sementara, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir mengatakan kenaikan harga ayam potong di tingkat pedagang disebabkan oleh sudah naiknya harga mulai dari tingkat peternak atau pengusaha ternak yang berspekulasi karena meningkatnya permintaan karena mendekati Ramadhan.
"Kami akan terus memantau setiap pergerakan harga dan pasokan ke pasaran," jelasnya.
Menurut dia Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil ayam potong terbesar di wilayah Jabodetabek, bahkan sekitar 15 persen pasokan ayam potong untuk warga Jakarta berasal dari Kabupaten Sukabumi," kata Abdul.
Pasokan minim harga daging ayam melambung
Jumat, 5 Juli 2013 13:37 WIB
"Kenaikan harga ini selain disebabkan oleh naiknya harga BBM subsidi juga pasokan yang minim dan sulit didapat,"