New York (Antaranews Megapolitan/Xinhua) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena sterlings melemah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan Brexit Inggris mungkin merusak perdagangan antara kedua negara.
"Saya pikir kita harus melihat dengan serius apakah Inggris diperbolehkan untuk berdagang. Karena Anda tahu, saat ini, jika Anda melihat kesepakatan itu, mereka mungkin tidak dapat berdagang dengan kami," Trump mengatakan pada Senin (26/11) di halaman rumput selatan Gedung Putih.
Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Selasa (27/11) membela rencana Brexit-nya, mengatakan bahwa Inggris "akan dapat melakukan kesepakatan perdagangan dengan negara-negara di seluruh dunia."
"Mengenai Amerika Serikat, kami telah berbicara kepada mereka tentang jenis perjanjian yang bisa kami miliki di masa depan," katanya.
Dolar AS juga memperpanjang kenaikannya setelah Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida mengatakan dalam pidato yang disampaikan kepada para bankir di New York pada Selasa (27/11) bahwa bank sentral akan terus mendukung kenaikan suku bunga.
"Strategi kebijakan moneter harus menemukan cara untuk menggabungkan data yang masuk dan model ekonomi, dengan dosis penilaian yang sehat dan kerendahan hati untuk merumuskan dan kemudian mengkomunikasikan jalur untuk kebijakan suku bunga yang paling konsisten dengan tujuan kebijakan kami," katanya.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1295 dolar AS dari 1,1329 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2733 dolar AS dari 1,2811 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7223 dolar AS dari 0,7228 dolar AS.
Dolar AS dibeli 113,78 yen Jepang, lebih tinggi dari 113,64 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9986 franc Swiss dari 0,9991 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3299 dolar Kanada dari 1,3241 dolar Kanada.
Trump ragukan Brexit, dolar AS menguat
Rabu, 28 November 2018 7:10 WIB
Saya pikir kita harus melihat dengan serius apakah Inggris diperbolehkan untuk berdagang.