Jakarta (ANTARA) - Pemerhati politik pertahanan sekaligus Juru Bicara Presiden Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menilai Indonesia tengah menghadapi ancaman serius terhadap kedaulatan bangsa, baik dari sisi ideologi maupun ketahanan pangan, energi, dan air.
Dalam Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) yang diselenggarakan DPP LDII di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, Sabtu, Dahnil mengatakan ada dua ekstrem yang menjadi tantangan ideologis. Pertama, munculnya paham agnostik negara yang menganggap keberadaan negara tidak penting, dan kedua radikalisasi agama yang memandang negara sebagai berhala.
“Pertahanan bukan hanya soal tank dan senjata. Kalau kita kalah di pangan, energi, dan teknologi, kita bisa kalah tanpa perang,” ujar Dahnil.
Ia menegaskan, ancaman non-militer kini semakin nyata dan telah diingatkan Presiden Prabowo Subianto sejak 2014. Menurutnya, perkembangan global menunjukkan kebenaran prediksi tersebut, termasuk potensi krisis pangan dunia.
Mengutip survei internasional The Economist tahun 2018, Dahnil menyebut Amerika Serikat dan Eropa dinilai lebih siap menghadapi krisis pangan 2035. Kedua kawasan tersebut, katanya, mampu menjaga ketahanan energi sekaligus memperkuat sektor pertanian domestik.
“Kalau kita tidak serius mengurus pangan dan air, kedaulatan kita akan goyah,” ujarnya menambahkan.
Dahnil berharap pesantren LDII dapat berperan sebagai pusat riset pangan, energi terbarukan, dan teknologi terapan, tidak hanya fokus pada pengajaran agama. Ia mendorong generasi muda LDII untuk memanfaatkan beasiswa luar negeri dengan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, Dahnil menilai LDII memiliki posisi unik dalam sejarah ormas Islam di Indonesia. Jika Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah meramu nilai keislaman ke dalam kebangsaan sejak sebelum kemerdekaan, maka LDII, katanya, hadir sebagai organisasi yang mengoperasionalkan nilai tersebut di tingkat praktik sosial.
“Kalau ada ormas Islam yang otentik Indonesia, itu LDII. Ia lahir dari proses politik Indonesia,” kata Dahnil.
Ia menambahkan bahwa perjalanan LDII tidak selalu mulus karena pernah mendapat stigma negatif, namun kini memiliki peluang untuk memperkuat perannya dalam konsolidasi kebangsaan. Menurutnya, kekuatan LDII terletak pada konsistensi memadukan Islam dengan semangat Pancasila.
Dahnil juga menekankan bahwa Islam di Indonesia, termasuk dalam tubuh LDII, merupakan contoh ideal bagaimana nilai agama dapat bersenyawa dengan Pancasila dan keberagaman.
“Kunci Pancasila adalah dialog dan penghormatan. Itu modal pertahanan bangsa kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi LDII yang memberi ruang luas bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri, terutama di media sosial. Baginya, langkah tersebut menjadi strategi adaptif dalam menghadapi era digital sekaligus menyebarkan dakwah Islam yang ramah dan nasionalis.
Dahnil Anzar soroti ancaman kedaulatan bangsa di Sekolah Virtual Kebangsaan LDII
Minggu, 24 Agustus 2025 1:52 WIB
Pemerhati politik pertahanan sekaligus Juru Bicara Presiden Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) yang diselenggarakan DPP LDII di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta. (ANTARA/HO-LINES)
