Cikarang, Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Ketua Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK) Guntur Wicaksono meresmikan kantor Pojok Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai) pertama di Indonesia yang dilakukan di Komplek Perumahan Dukuh Zamrud Kota Legenda Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Guntur mengatakan dibangunnya Pojok Perisai ini merupakan langkah tepat dalam membentuk wadah komunikasi antara agen perisai dengan masyarakat?sehingga perlindungan bagi para pekerja terlaksana dengan baik dan tersebar melalui program program BPJS Ketenagakerjaan.
"Pojok perisai ini merupakan yang pertama di Indonesia dan diharapakan dapat diimplementasikan di daerah-daerah lain," katanya di Bekasi, Minggu.
BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan sistem keagenan Perisai pada awal Februari kemarin dengan tujuan untuk memperluas cakupan kepesertaan dari pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) serta pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Guntur menyebut sebanyak 72 juta dari total 121 juta pekerja di Indonesia merupakan pekerja informal dan 14 juta di antaranya adalah pekerja informal yang tidak dibayar.
"Ini data statistik yang sangat memprihatinkan, makanya kita buat Perisai sebagai penyangga para pekerja informal tersebut. Semoga Pojok Perisai ini dapat mengcover mereka sebanyak mungkin," katanya.
Inisiator Pojok Perisai Aditya Warman mengatakan untuk tahap awal Pojok Perisai Bekasi akan melakukan perlindungan?kepada 1.000 pekerja dari 27 DKM, pengurus RT/RW, serta petugas keamanan perumahan kawasan Bekasi.
"Selanjutnya perlindungan kepada para penggerak ekonomi di sekitar Dukuh Zamrud. Sebelum dijadikan agen mereka diberi pelatihan kemudian diuji," katanya.
Kepala BPJS-TK Cabang Cikarang Kabupaten Bekasi Achmad Fathoni mengatakan program Perisai menjadi lapangan pekerjaan baru karena setiap agen mendapatkan insentif sebesar 7,5 persen dari setiap pembayaran iuran dan Rp500.000 apabila dapat merekrut anggota sebanyak 50 orang dalam sebulan.
"Target kepesertaan pekerja informal kami adalah 34.000 peserta, hingga saat ini sudah terdaftar 20.500 peserta dan kami harap adanya Pojok Perisai ini dapat membantu perluasan kepesertaan kami di bidang pekerja informal khususnya di kawasan Bekasi Cikarang," katanya.
Pada acara peresmian ini juga hadir jajaran direksi BPJS Ketenagakerjaan serta kepala cabang BPJS Ketenagakerjaan Cikarang Achmad Fatoni.
Peresmian pojok perisai ini bersamaan dengan acara halal bihalal yang diinisiasi oleh M. Aditya Warman selaku anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.
Direktur Utama BPJS-TK Agus Susanto menjelaskan program Perisai awalnya diperkenalkan secara terbatas pada November tahun lalu hingga pada Februari 2018 resmi diluncurkan secara nasional.
Perisai merupakan inovasi pihaknya untuk memperluas cakupan kepesertaan dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan melalui sistem keagenan dengan sasaran pekerja informal atau BPU dan pelaku UMKM.
Agus menambahkan Perisai berpotensi membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan daya saing SDM nya melalui pelatihan sehingga kompetensinya akan terus meningkat. Perisai dengan level kompetensi tertinggi akan menjadi expertise jaminan sosial yang mampu berperan sebagai konsultan maupun tenaga pengajar.
"Kita ingin semua warga ini mendapat perlindungan tenaga kerja, sejak umur 18 tahun secara otomatis. PR kita adalah bagaimana memotivasi warga untuk membayar iuran," katanya.
Guntur mengatakan dibangunnya Pojok Perisai ini merupakan langkah tepat dalam membentuk wadah komunikasi antara agen perisai dengan masyarakat?sehingga perlindungan bagi para pekerja terlaksana dengan baik dan tersebar melalui program program BPJS Ketenagakerjaan.
"Pojok perisai ini merupakan yang pertama di Indonesia dan diharapakan dapat diimplementasikan di daerah-daerah lain," katanya di Bekasi, Minggu.
BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan sistem keagenan Perisai pada awal Februari kemarin dengan tujuan untuk memperluas cakupan kepesertaan dari pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) serta pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Guntur menyebut sebanyak 72 juta dari total 121 juta pekerja di Indonesia merupakan pekerja informal dan 14 juta di antaranya adalah pekerja informal yang tidak dibayar.
"Ini data statistik yang sangat memprihatinkan, makanya kita buat Perisai sebagai penyangga para pekerja informal tersebut. Semoga Pojok Perisai ini dapat mengcover mereka sebanyak mungkin," katanya.
Inisiator Pojok Perisai Aditya Warman mengatakan untuk tahap awal Pojok Perisai Bekasi akan melakukan perlindungan?kepada 1.000 pekerja dari 27 DKM, pengurus RT/RW, serta petugas keamanan perumahan kawasan Bekasi.
"Selanjutnya perlindungan kepada para penggerak ekonomi di sekitar Dukuh Zamrud. Sebelum dijadikan agen mereka diberi pelatihan kemudian diuji," katanya.
Kepala BPJS-TK Cabang Cikarang Kabupaten Bekasi Achmad Fathoni mengatakan program Perisai menjadi lapangan pekerjaan baru karena setiap agen mendapatkan insentif sebesar 7,5 persen dari setiap pembayaran iuran dan Rp500.000 apabila dapat merekrut anggota sebanyak 50 orang dalam sebulan.
"Target kepesertaan pekerja informal kami adalah 34.000 peserta, hingga saat ini sudah terdaftar 20.500 peserta dan kami harap adanya Pojok Perisai ini dapat membantu perluasan kepesertaan kami di bidang pekerja informal khususnya di kawasan Bekasi Cikarang," katanya.
Pada acara peresmian ini juga hadir jajaran direksi BPJS Ketenagakerjaan serta kepala cabang BPJS Ketenagakerjaan Cikarang Achmad Fatoni.
Peresmian pojok perisai ini bersamaan dengan acara halal bihalal yang diinisiasi oleh M. Aditya Warman selaku anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.
Direktur Utama BPJS-TK Agus Susanto menjelaskan program Perisai awalnya diperkenalkan secara terbatas pada November tahun lalu hingga pada Februari 2018 resmi diluncurkan secara nasional.
Perisai merupakan inovasi pihaknya untuk memperluas cakupan kepesertaan dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan melalui sistem keagenan dengan sasaran pekerja informal atau BPU dan pelaku UMKM.
Agus menambahkan Perisai berpotensi membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan daya saing SDM nya melalui pelatihan sehingga kompetensinya akan terus meningkat. Perisai dengan level kompetensi tertinggi akan menjadi expertise jaminan sosial yang mampu berperan sebagai konsultan maupun tenaga pengajar.
"Kita ingin semua warga ini mendapat perlindungan tenaga kerja, sejak umur 18 tahun secara otomatis. PR kita adalah bagaimana memotivasi warga untuk membayar iuran," katanya.